Pages

Wednesday, June 26, 2013

Menuju Hidup Baru... (siraman di calon pengantin pria)

Pihak pengantin pria juga menjalani ritual siraman, namun tidak selengkap pengantin putri. Setelah Duta Tirta membawa air yang sudah dicampur 7 sumber air dan kembang setaman, mereka baru menjalani ritual yang hampir sama dengan pengantin putri. Berikut foto-foto dari pihak pengantin pria.


Pengantin pria sekeluarga menanti Duta Tirta tiba
Dion, tidak sabar tapi ceria
Duta Tirta tiba dan menyerahkan air ke wakil keluarga
wakil keluarga menyerakankan kepada bapak mempelai pria
Ibu menuangkannya ke gentong

dan bapak mengaduknya
Acara siraman dimulai dengan sungkem kepada orangtua, eyang dan kakak yang belum menikah untuk memohon doa restu.
Mohon doa dan restu ke bapak

Mohon doa dan restu ke ibu

Juga kepada eyang kakung dan putri

Mohon ijin mendahului menikah kepada kakak

menyerahkan pemesing ke eyang, dan pelangkah ke kakak
siap menjalani ritual siraman





bapak menyiram

Ibu kemudian menyiram
 Dilanjutkan para sesepuh...








Bapak menyiram air kendi ke seluruh tubuh

dan memecah kendi supaya pamor pengantin pria memancar

Menggunting rambut yang nantinya disatukan dengan rambut pengantin putri

ceria bersama sahabat




Tuesday, June 25, 2013

Menuju Hidup Baru.... (Dulang Pungkasan)

Pada malam Midodareni, Stella tidak boleh keluar. Walaupun sudah dirias cantik, tapi dia tidak boleh bertemu dengan calon suaminya. Namun, sebelum ke acara Midodareni, masih ada acara lagi, yaitu menyerahkan hasil penjualan dawet berupa kreweng kepadanya. Menggambarkan banyaknya yang rejeki yang akan mereka dapatkan di masa depan.

menghitung uang kreweng
ada 35 kreweng
Ketika paes bertanya "dapat berapa krewengnya...?"
Bapak menjawab "35 ons emas!"
Ibu menjawab "35 milyard!"
Dan tamu serempak berseru "amiiiiiiin.......!!!"
Menyenangkan sekali acara adat ini.... kata anak ragilku "penuh ngekek dan ngikik....."


 Dulang pungkasan, kedua orang tua calon pengantin menyuapi putrinya untuk yang terakhir kali sebagai tanda bahwa putrinya telah beranjak dewasa.

bapak ibu menyiapkan mengambil tumpeng

ibu menyuapi (ndulang)
bapak meminumkan air putih
 Pada waktu dulang pungkasan, ada ibu yang berkata "diberi telurnya, biar cepat dapat cucu..." Semoga!


pasti bukan ciuman terakhir...

Nah selesailah sudah acara adat siraman... selanjutnya adalah acara siraman di rumah Dion, calon pengantin pria.

Menuju Hidup Baru... (Menjual Dawet))

Ada beda pendapat, arti dari menjual dawet yang dilakukan orang tua, pada acara siraman sementara calon pengantin putri dirias untuk menyambut malam midodareni, supaya se ayu bidadari parasnya.
Menjual dawet pada acara ini bisa diartikan supaya rejeki mereka nantinya "kruwel-kruwel seperti dawet, dan hidupnya manis, gurih seperti dawet". Ada juga yang mengatakan, karena dawet bentuknya bulat, maka menunjukkan kebulatan orangtuanya untuk menikahkan anaknya. Yang jelas artinya bagus semua. Biasanya menjual dawet hanya dilakukan pada waktu mantu pertama kali. Para tamu membeli dawet dengan kreweng yaitu uang yang dibuat dari tanah liat.

siap menjual dawet, yang digendong tempat uang kreweng


uang dibagikan ke semua tamu untuk membeli dawet ketan





hidangan tumpeng dan jajan pasar
Sahabat... setia menemani
sahabat dan saudara yang menemani

Tidak disangka, ternyata banyak juga yang hadir dan membeli dawet kami. Laris dan katanya dawetnya enak sekali, apalagi ada tape ketannya.... yummy...

Sementara di dalam kamar pengantin, Stella sedang dirias bak bidadari, walaupun dandannya belum sempurna... yang menyempurnakan kecantikannya adalah para bidadari yang mengelilinginya.





Terharu dan bangga, anakku Stella cantik sekali.... memang benar "pamor"nya memancar....