Pages

Saturday, May 6, 2023

IKIGAI, Hidup Menjadi Lebih Bermakna

 Awalnya cuma pingin pamer aku lagi membaca buku apa di group SMA. Kupikir kalau ada juga yang sedang membaca kami bisa mendikusikan bersama isi bukunya, mengingat judulnya sangat menarik. Buku yang aku baca adalah IKIGAI, Rahasia Hidup Bahagia dan panjang umur orang Jepang. Ternyata tanggapannya justru minta aku menceritakan isinya. Bahkan ada yang japri minta ringkasan isi bukunya apa... hhmmm.

Aku jadi ingat semasa SMA ( 45 tahun lalu), guru bahasa Indonesiaku Pak Roeslan (almarhum), sering memberikan tugas membuat sinopsis sebuah buku yang kita pilih sendiri judulnya. Tugas triwulan ini membuat kami selalu membaca buku dan mengerjakan tugas yang cukup berat. Kami tidak sekedar bercerita ringkasan isi buku, tapi juga mencari peribahasa atau jenis-jenis kalimat yang ada di dalam buku tersebut. Misalnya kalimat personifikasi (maaf hanya ini yang aku ingat). Kalimat personifikasi adalah kalimat yang menggambarkan suatu benda atau situasi seperti manusia. Misalnya Nyiur melambai, ombak menggulung dll. Dan masih banyak jenis kalimat yang harus kami cari dalam buku tersebut. Untuk itu kami harus membaca bukunya minimal 3 kali untuk bisa menemukan kalimat-kalimat tersebut.

Yang lebih berat lagi membuat ringkasan isi buku. Kalau itu sebuah novel maka kami harus bisa menceritakan kembali dengan bahasa sendiri dan hasilnya bisa berlembar-lembar.

Permintaan beberapa teman untuk menceritakan isi buku IKIGAI mengingatkanku pada tugas ini. Bedanya hanya menceritakan isi buku saja. Tidak menganalisa perkalimat. Ada semacam rasa nostalgia akan tugas menulis sinopsis yang membuat aku membaca buku IKIGAI untuk kedua kali. Memang tidak mudah merangkaikannya menjadi kisah singkat, karena tiap bab berisi materi yang penuh inspirasi. Bagi yang penasaran memang lebih baik membaca sendiri.

Menulis ringkasan buku IKIGAI ini bukan semata-mata memenuhi permintaan beberapa teman, melainkan tantangan buat diriku sendiri untuk lebih memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupanku sendiri. Karenanya, bagi yang sudah membaca dan tidak sepaham dengan apa yang aku tulis nantinya, tidak mengapa. Karena buku ini bisa menginspirasi siapa saja yang membacanya, dan masing-masing pembaca akan menyerap nilainya dengan cara masing-masing.

Bagi yang hanya ingin tahu ringkasan isi bukunya, semoga apa yang aku tulis cukup bisa memberi gambaran isi buku.


Tentang pengarang


Ditulis oleh Hector Garcia dan Francesc Miralles. Tebal 211 halaman. Hector kelahiran 1981 dan Francesc 1968. Hector tinggal di Tokyo sejak 2004 dan Francesc di Barcelona. Hector dan Francesc sama-sama penulis dan keduanya memiliki ketertarikan dalam buku masing-masing. Keduanya sepakat bertemu untuk berkenalan di Tokyo. Hubungan ini berlanjut dengan diskusi tentang psikologi modern untuk mencari jawaban berbagai pertanyaan tentang,

Apa sebenarnya arti hidup saya ini?

Apakah hanya untuk hidup lebih lama, atau haruskah saya mencari tujuan hidup yang lebih tinggi?

Mengapa beberapa orang terlihat sangat tahu apa yang mereka inginkan dan memiliki hasrat akan kehidupan, sementara sebagian yang lain merana dalam kebingungan?

Dalam diskusi mereka kata misterius IKIGAI pun muncul yang artinya Kehidupan yang berharga/bermakna. Peta buku IKIGAI di bawah ini bisa menggambarkan apa saja yang akan dibahas dalam buku ini



Hector dan Francesc memutuskan untuk tinggal selama satu tahun di desa Ogimi, Pulau Okinawa Jepang dengan berbekal kamera dan alat perekam untuk terlibat langsung dengan penduduk. Desa Ogimi dijuluki juga sebagai Village of Longevity (Desa Umur Panjang). 

Apakah IKIGAI merupakan alasan lebih banyak centenarian (orang berusia lebih dari 100 tahun)? 

Pendapat para centenarian 

Dan Buettner adalah reporter National Geographic yang mengenal negara Jepang dengan baik. Dalam bukunya The Blue Zones (Zona Biru). Ada lima Zona Biru di dunia ini dimana tinggal banyak orang yang berusia panjang (data yang sudah terverifikasi).

1. Okinawa Jepang. Terutama di daerah utara, desa Ogimi. Penduduknya banyak makan tahu dan sayuran dalam porsi kecil. Filosofi IKIGAI dan MOAI (teman dekat) berperan penting dalam umur panjang mereka.

2. Sardinia, Italia. Khususnya provinsi Nuoro dan Ogliastra. Mereka banyak mengkonsumsi sayuran dan satu atau dua gelas wine perhari. Sifat kohesif dari komunitas berhubungan langsung dengan umur panjang penduduk ini.

3. Loma Linda, California. Peneliti mempelajadi sebuah kelompok bernama Advent Hari Ketujuh yang berisi orang dengan usia terpanjang di Amerika Serikat.

4. Semenanjung Nicoya, Costa Rica. Penduduk disini masih aktif bekerja walaupun usianya di atas 90 th.

5. Ikaria, Yunani. Satu dari setiap tiga penduduk di pulau ini berusia di atas 90 th. sehingga dijuluki The Island of Long Life.

Lalu, apa pendapat mereka yang berumur panjang?

Misao Okawa (117 tahun). "Makan dan tidurlah, maka Anda akan hidup lama. Anda harus belajar rileks". Misao meninggal di tempat fasilitas perawatan di Osaka Jepang dalam usia 117 th 27 hari. Beliau suka makan sushi. Ketika ditanya rahasia umur panjang, Misao menjawab dengan tersenyum "saya juga bertanya hal yang sama pada diri saya sendiri".

Maria Capovilla (116 th). "saya tidak pernah makan daging seumur hidup". Maria lahir di Ekuador tahun 1889. Meninggal tahun 2006 karena infeksi paru-paru di usia 116 th. 347 hari. Pernah tercatat sebagai manusia tertua di dunia oleh Guinness Book of Records. Dalam wawancara terakhir diusia 107, Maria mengatakan, " saya bahagia dan bersyukur kepada Tuhan, yang membuat saya terus hidup. Saya tidak pernah berpikir akan hidup lama. Saya pikir saya sudah akan mati jauh-jauh hari..."

Jeanne Calment (122 th). "semuanya baik-baik saja" kata Jeanne yang lahir di Prancis 1875. Meninggal tahun 1997 karena faktor alami dalam keadaan bahagia dan tidak ada cacat kegagalan.  di Usia 100 th masih bersepeda dan di usia 110 th setuju untuk masuk panti jompo karena tidak sengaja menyalakan api kecil di apartemennya. Jeanne berhenti merokok di usia 120 th karena katarak dimatanya membuat dia kesulitan melihat rokok sampai ke bibirnya. Ketika ditanya rahasia umur panjang dalam wawancara pada usia 120 th, Jeanne mengatakan "Penglihatan saya buruk, pendengaran saya buruk, dan saya merasa buruk, tetapi semuanya baik-baik saja".

Walter Breuning (114 th). "Jika pikiran dan tubuh Anda sibuk, Anda akan lama ada disini". Walter lahir di Minnesota, Amerika Serikat 1896 dan meninggal di Montana 2011 karena faktor alami. Walter bekerja di perusahaan kereta api selama 50 th. Tetap beraktivitas dan berolah raga. Dalam wawancara dengan Associated Press th 2010 beliau mengatakan "Kita semua akan mati. Beberapa orang takut mati. Jangan takut mati, karena Anda terlahir untuk mati". Sebelum meninggal Walter mengatakan kepada seorang pastor bahwa dia sudah membuat kesepakatan dengan Tuhan: Jika dia tidak lagi menjadi lebih baik, itulah saatnya untuk pergi.

Alexander Imich (111 th). "saya hanya belum meninggal". Lahir di Polandia tahun 1093 dan meninggal tahun 2014. Beliau seorang ahli kimia dan parapsikolog yang tinggal di Amerika. Imich tidak pernah minum alkohol dan saat masuk dalam daftar manusia tertua di dunia, dia hanya mengatakan "saya tidak pernah berpikir saya akan menjadi begitu tua".

Dari komentar para centenarian di atas, nampaknya mereka tidak bermaksud atau bercita-cita untuk hidup lebih dari 100 th. Mereka hanya menjalani hidup ini dengan tetap beraktivitas dan menjalani hidup dengan penuh syukur.

Dalam buku ini banyak teori-teori psikologi yang disajikan berkaitan dengan filosofi IKIGAI. Saya tidak akan menceritakannya detail. Akan lebih baik kalau membaca bukunya sendiri. Saya tertarik untuk menceritakan kehidupan di desa Ogimi, Okinawa, Jepang, dimana penulis tinggal satu tahun untuk melihat kehidupan di desa tersebut hingga akhirnya menyimpulkan beberapa kegiatan di desa tersebut sehingga penduduknya banyak yang berumur panjang.

OGIMI

Untuk sampai ke Ogimi, harus terbang selama 3 jam dari Tokyo ke Naha, ibukota Okinawa. Dari Naha menempuh perjalanan darat selama 2 jam untuk tiba di Ogimi. Dalam perjalanan terhampar pantai yang kosong di sebelah kiri dan pegunungan Yanbaru di sebelah kanan. Desa Ogimi tidak ada pusatnya. Ketika memasukinya ada sekelompok rumah kecil di kanan kiri jalan.

Desa Ogini di Pulau Okinawa

Desa Ogimi seluas 62 km2 dengan penduduk hanya sekitar 3000 orang, 15 diantaranya berusia lebih dari 100 th. Mereka mengalami masa-masa sulit dan penderitaan karena dalam Perang Dunia II, lebih dari 200.000 orang penduduk menjadi korban di Okinawa. Penderitaan yang dilalui bersama justru membuat mereka kuat dan bertahan bersama-sama.

Didukung alam sekitar yang indah dan udara berkisar 16 - 24 derajat membuat mereka hidup dalam suasana yang tenang. 100 persen penduduknya memiliki kebun. Bertanam sayuran yang menjadi santapan mereka sehari-hari. Ogimi menghasilkan buah shikuwasa (jeruk yang mengandung antioxidan) dan penduduknya masih bekerja selama mereka mampu. Mereka setiap sore selalu bertemu untuk menari dan karaoke. Tertawa bersama teman-teman.

Tentang Ogimi bisa dilihat di internet untuk melihat gambaran kehidupan mereka. Salah satu yang menarik adalah mereka hanya makan 80%. Mereka menyajikan makanan dalam porsi sangat kecil tapi beraneka. Rasanya sudah makan banyak, tapi sebetulnya sedikit. 

Tatanan makanan yang nampak banyak padahal
mangkoknya kecil-kecil 

Di halaman 130-131 dalam buku ini, penulis menyampaikan Rahasia Gaya Hidup Ogimi.

- Seratus persen warga yang kami wawancarai memiliki kebun sayur. Sebagian besar juga memiliki lahan teh, mangga, shikuwasa dll. Semua menjadi anggota beberapa asosiasi lingkunagan. Di sana mereka merasa diperhatikan layaknya keluarga.

Mereka merayakan berbagai hal sepanjang waktu, termasuk hal-hal kecil. Musik, lagu dan tarian adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Mereka memilih satu atau beberapa tujuan penting dalam hidup. Mereka memiliki IKIGAI tapi juga tidak menganggapnya terlalu serius. Mereka santai dan menikmati semua yang mereka lakukan. Mereka sangat bangga dengan tradisi dan budaya lokal mereka. Mereka sangat menyukai segala hal yang mereka lakukan, betapa pun tidak pentingnya itu.

Penduduk setempat memiliki yuimaaru yang kuat (rasa mengenali hubungan antar manusia). Mereka saling membantu dengan segala hal mulai dari bekerja di ladang (memanen tebu atau menanam padi) hingga membangun rumah atau proyek kota. 

Miyagi, teman makan malam bersama kami di malam terakhir kami di kota, mengatakan kepada kami bahwa dia sedang membangun rumah baru dengan bantuan semua temannya, dan kami bisa tinggal disana jika kami berkunjung ke Ogimi lagi.

Mereka selalu sibuk, tetapi mereka menyibukkan diri dengan tugas yang memungkinkan mereka untuk rileks. Kami tidak pernah melihat satu kakek pun duduk dibangku dan tidak melakukan apa-apa. Mereka selalu bergerak datang dan pergi - untuk berkaraoke, berkunjung ke tetangga, atau memainkan gateball.

Berkumpul, tertawa, bergembira dan bahagia

Beraktivitas dengan santai

Nah, menurut pendapat saya setelah membaca buku ini, tujuan hidup kita sebetulnya bukan untuk berumur panjang. Sejak kita lahir, kita menjalani kehidupan yang berujung kematian. Entah pendek atau panjang, manusia menuju kesana tanpa kecuali. Yang utama justru bagaimana kita menjalani hidup dalam perjalanan ini. Mensyukuri setiap berkah yang diterima setiap hari, mencintai kehidupan dengan hidup sehat dan secukupnya. Bergembira, berteman, menari, tertawa, bernyanyi dan juga berbuat baik kepada semua orang dan juga pada diri sendiri.

Jadi masing-masing orang memiliki Ikigai dalam dirinya. Temukanlah Ikigai Anda, yang mana membuat Anda bersemangat setiap bangun pagi. Melakukan berbagai hal yang disukai dan membawa kebahagiaan dalam diri Anda. Umur kita, hanya Tuhan yang menentukan. Kita hanya bisa mengisi dan menjalani hidup ini sampai saatnya tiba untuk pulang ke rumah abadi.

Selamat merenung dan mencari Ikigai diri sendiri.

Salam sehat sejahtera!!