Pages

Sunday, March 31, 2019

10.254 miles, 22 states, in 63 days

17. Yang kita miliki hanya WAKTU


jalanan bersalju ketika Yongkie jatuh
Desember tahun 2015 Yongkie pensiun sebagai financial analyst di Department of Environmental Quality dan tinggal di rumah. Kebiasaan beraktivitas setiap hari membuat hari itu 3 Januari 2016, dia ingin berjalan-jalan ke rumah temannya untuk ngopi bersama. Salju cukup tebal bahkan masih turun mengiringi perjalanannya. Mengabadikan pemandangan indah namun dingin hingga foto terakhir hanya hitam gelap. Hasil foto yang diambil dapat dilihat di bawah ini
http://www.yongkieandpokie.com/2016/snow.html
Entah apa yang terjadi, tiba-tiba dia terjatuh di salju. Mungkin tersandung sesuatu yang tidak kelihatan karena tertutup salju. Semua gelap. Dalam kesadaran terakhir dia masih bisa menyebutkan alamat rumah pada wanita asing yang membantu mengantarnya ke rumah. 
Menjadi pertanyaan Yongkie jatuh karena pingsan, atau jatuh kemudian pingsan. Tapi yang jelas peritiwa tersebut ternyata berdampak besar. Pusing yang tidak kunjung hilang membuat dia pergi ke rumah sakit. Setelah menjalani pemeriksaan yang teliti diketahui ada kebocoran darah di kepalanya (hematoma), mungkin karena benturan di tepi jalan cukup keras, sehingga harus dioperasi. Ya Tuhan... operasi lagi? di kepala lagi? jadi ingat operasi tumor telinga di tahun 2011, yang membuat dia kehilangan pendengaran sebelah kanan. Tapi ini jalan satu-satunya untuk kembali sehat. Operasi hematoma pertama bisa di buka di http://www.yongkieandpokie.com/2016/hematoma.html
Kok pertama? apa ada yang kedua? iya betul, ternyata belum bisa bernapas lega. Sebulan kemudian diketahui kebocoran darah masih ada di tempat operasi pertama. Maka harus dilakukan operasi kedua. Belum hilang trauma masa operasi pertama, harus menjalani operasi kedua, ditempat yang sama. Kenapa harus selalu 2 kali ditempat yang sama? 
Apapun pertanyaannya, jawabannya tetap harus operasi. Bulan Maret, Yongkie kembali menjalani operasi hematoma ke 2. Untuk lebih detailnya bisa dilihat di  http://www.yongkieandpokie.com/2016/hematoma2.html


Setelah operasi dua kali di tahun 2016, hidup berubah drastis. Mengisi masa pensiun untuk pemulihan kesehatan menjadi yang utama. Yongkie yang selama ini vegetarian disarankan untuk menambah makanan berprotein tinggi untuk menjaga kesehatannya. Maka dia mulai menambahkan seafood untuk menu kesehariannya. Dia juga harus mulai olah raga ringan, dan pilihannya adalah  jalan kaki. Tentu saja tidak di musim salju lagi. 
Berjalan kaki setiap pagi dengan santai sambil melihat pemandangan indah disekelilingnya. Berawal dari 0,5 miles setiap hari. 
Mengenang perjalanan ke 22 negara bagian di tahun 1988, masih muda dan bersemangat. Pengalaman yang di dapat selama perjalanan sangat luar biasa. Sangat membanggakan ketika semua itu di dapat ketika masih muda.
Dengan berjalannya waktu, selain tetap ingin memenuhi kaulnya, juga ingin mendapatkan pembelajaran hidup. Bersyukur bisa bertemu Lynn dan Fred yang mengajarkan tentang NO REGRET, dan bagaimana cinta kasih yang murni mewarnai perjalanan hidup perkawinan mereka. Bertemu dengan Bruce yang mengajarkan tentang EVERYDAY IS A GOOD DAY. Bruce menikmati hidupnya hingga sekarang berusia 99 tahun.
Belajar tentang kehidupan yang paling tepat adalah dari orang yang sudah mengalami asam garam kehidupan. Belajar hidup tidak mengenal waktu. Sepanjang hidup kita masih harus belajar.


Om Happy dan tante Elsa, teman berjalan pagi
Berjalan setiap pagi mempertemukan mereka dengan pasangan om Happy dan tante Elsa di bulan Maret 2018. Om Happy berusia 81 tahun sedangnya Elsa, istrinya 78 th. Keduanya nampak sehat dan bahagia menjalani hidup. Selalu berjalan pagi berdua setiap hari untuk menjaga kesehatan. Mereka juga cukup ketat menjaga makan dan menasehati Yongkie untuk mengurangi nasi karena dia sudah dinyatakan masuk prediabetes. "lha isih wong Jowo, senengane mangan sego" katanya.


Om Happy menjadi guru kehidupannya. Selain sering bertemu ketika berjalan kaki, beliau juga mengajarkan banyak hal. Ketika Yongkie baru bisa berjalan 2 miles yang semula hanya 0.5 miles kemudian naik sedikit demi sedikit, beliau sudah berjalan 3 miles setiap hari. 
Yang menarik, om Happy aslinya dari Malang, Jawa Timur. Mereka bisa berbicara bahasa Jawa. Nasehatnya untuk tetap berjalan dan meningkatkannya sedikit demi sedikit juga dalam bahasa Jawa. "Ojo dipekso... alon-alon asal kelakon" katanya.

Rahasia om Happy dan tante Elsa menjalani hidupnya dengan santai dan bahagia adalah WAKTU. Ya, yang kita miliki hanya WAKTU. Sudah saatnya kita menanggapi segala sesuatu tidak terlalu serius. Yang penting menjaga kesehatan dengan olah raga juga memilih apa yang kita makan. Soal kematian ada ditangan Yang Maha Kuasa. Untuk lebih mengenal profil mereka bisa di klik di sini http://www.yongkieandpokie.com/2019/happy.html

Apakah kemudian Yongkie dan Pokie berhenti berkelana? tentu saja tidak. Apa yang sudah diawali sebagai niat untuk berkeliling ke 50 negara bagian Amerika harus diselesaikan. Berawal 1988 ketika masih berusia 29 th, hingga saat ini hampir 60 th, traveling tetap dilakukan. Bagaimana hasilnya hingga sekarang? sudahkah mencapai seluruh negara bagian?

Bersambung

Saturday, March 30, 2019

10.254 miles, 22 states, in 63 days

16. Perjalanan pulang.
Key West ke New Orleans
Kembali ke utara menjadi satu-satunya jalan menyusuri perjalanan pulang ke barat. Tujuan berikutnya adalah New Orleans yaitu kota di negara bagian Louisiana, disana mengalir sungai Mississipi dekat Teluk Mexico. New Orleans disebut juga "Big Easy", karena kehidupan malam yang ramai. Semarak dengan live music. Masakannya terkenal pedas mencerminkan perpaduan budaya Prancis, Afrika dan Amerika. Yang sangat terkenal adalah karnaval kostum Mardi Gras yang biasa di selenggarakan di akhir musim dingin.


Steamboat Natchez
Kalau sudah berada di New Orleans yang tidak boleh ditinggalkan adalah menyusuri sungai Mississipi dengan Steamboat Natchez. Kapal klasik menggunakan sternwheel membawa seluruh penumpang melihat indahnya kota New Orleans dan menikmati romantisnya makan siang atau malam dengan diiringi musik jazz di French Quarter.
Naik Steamboat Natchez
Bourbon street, New Orleans
Bourbon Street adalah jalan bersejarah di jantung kota French Quarter di New Orleans. Bourbon Street terkenal dengan bar dan strip clubs. Tempat ini menjadi kunjungan favorite para turis hingga memberikan pendapatan tertinggi di New Orleans.
Dari New Orleans perjalanan dilanjutkan ke Houston. Disini mereka berkunjung ke Lyndon B Johnson Space Center. Tempat ini adalah Pusat Wahana Antariksa berawak milik National Aeronautics and Space Administration. Menjadi pusat pelatihan, penelitian dan pengendalian misi antariksa berawak. Nama ini diambil dari Presiden Amerika ke 36 yang berasal dari Texas.
Lyndon B. Johnson space centre
Perjalanan panjang hampir berakhir dan mereka mulai merindukan rumah. Dari New Orleans menuju Texas. Disana ada tempat indah Carlsbad Cavern, yang terpaksa dilewati. Kalau diingat menyesal juga mengapa saat itu tidak berkunjung kesana. Tapi mereka masih menyempatkan diri untuk singgah di San Antonio dan The Alamo. San Antonio adalah kota besar di bagian tengah selatan Texas yang kaya dengan peninggalan jaman kolonial. Sedangkan The Alamo adalah bangunan yang berdiri abad ke 18 dinyatakan sebagai museum yang menandai pertempuran 1836 kemerdekaan Texas dari jajahan Mexico. 
The Alamo, San Antonio - Texas
Texas adalah negara besar yang tidak bisa dilewati hanya dalam satu hari dalam perjalanan pulang ke Los Angeles. Perjalanan hampir 750 miles tanpa henti. Pokie membuat persiapan khusus untuk perjalanan panjang ini. Dia mempersiapkan sarapan PBJ (Peanut Butter Jelly sandwich). Untuk makan siang sandwich tuna dengan keripik kentang dan minuman soda. Satu kali berhenti untuk makan malam. Rasanya tangan dan sudah berat sekali untuk mengendarai mobil. 

Menjelajah 22 negara bagian sebagai awal kaulan karena bebas dari tumor dan mendapatkan green card belum terpenuhi pada tahun 1988. Amerika Serikat terdiri dari 50 negara bagian. 48 diantaranya ada di daratan utama, sedangkan 2 lainnya adalah Alaska dan Hawaii. 1988 mereka baru menjelajah 22 negara bagian. Perjalanan panjang yang bahkan belum mencapai separuhnya. Kaulan tidak mengenal waktu. Walaupun usia mulai bertambah, peristiwa tidak terduga bisa terjadi kapan saja, tapi semangat untuk menyelesaikan kaul tidak pernah punah.
Tahun 2016 Yongkie harus menjalani dua operasi. Operasi apa lagi?

Bersambung

Friday, March 29, 2019

10.254 miles, 22 states, in 63 days

15. Kepiting batu (stone crab)


Setelah puas berkeliling di Washington DC dan tinggal lebih dari seminggu di rumah Kimmy dan Daniel, dengan berat hati mereka harus melanjutkan perjalanan ke arah selatan menuju Orlando, 847 miles.
Berhenti dua malam di Williamsburg. Williamsburg adalah kota di negara bagian Virginia yang merupakan jajahan Inggris pertama. Merupakan ibukota koloni Virginia dari tahun 1699 hingga 1780. Kota ini berperan penting dalam Revolusi Amerika bersama dengan Jamestown dan Yorktown. Williamsburg menjadi kota bersejarah dimana kita bisa melihat kehidupan di jaman dahulu, lengkap dengan kostumnya. Kita seakan-akan hidup di jaman dahulu di jalan-jalan, maupun toko-toko dan workshop.

Di Williamsburg mereka menginap dua malam. Menikmati makanan unik seperti soup kacang dan kue kepiting. Makanan paling enak yang pernah mereka coba.



Peanut soup
Crab Cake



Wedang kacang Semarang
Peanut soup ini kok seperti wedang kacang di Semarang ya? mirip sekali. Kalau dilihat dari sejarahnya memang wedang kacang merupakan gabungan Jawa, Arab dan Eropa. Jadi mungkin memang ada kesamaannya. Makanan juga mengandung nilai sejarah. Walaupun wedang kacang hanya bisa ditemukan di tempat tertentu saja di Semarang, namun kita masih bisa menikmati jamuan jaman dahulu. Semoga tetap bisa dilestarikan hingga bisa dinikmati generasi mendatang.


Pokie di perbatasan masuk ke South Carolina
Perjalanan ke Orlando, Florida cukup panjang dan melelahkan sehingga mereka kembali menginap di South Carolina semalam. Keesokan harinya mereka langsung menuju ke Orlando, Florida. Dan mereka menyempatkan diri mampir di Epcot Center.
Epcot Center, Florida
Epcot Center adalah taman hiburan di Walt Disney World Resort di Bay Lake, Florida. Dimiliki dan dioperasikan oleh The Walt Disney Company melalui divisi Parks, Experiences dan Products. Terinspirasi oleh konsep yang belum direalisasikan yang dikembangkan oleh Walt Disney, taman dibuka pada 1 Oktober 1982, sebagai EPCOT Center, dan merupakan yang kedua dari empat taman hiburan yang dibangun di Walt Disney World, setelah The Magic Kingdom. Epcot mencakup 123 ha, dua kali lebih besar dari The Magic Kingdom. Epcot didedikasikan untuk perayaan pencapaian manusia, yaitu inovasi teknologi dan budaya internasional. Idenya menjadi pusat perkotaan dengan perumahan dan sistem transportasi modern. Setelah kematian Walt Disney 1966, konsep ini sempat ditinggalkan karena ketidakpastian gagasan. Baru pada tahun 1970 mulai dikembangkan lagi hingga akhirnya menjadi Future World dan World Showcase dan dibuka sebagai Epcot tahun 1982.


I believed I could fly, Miami Beach
Dari sini mereka melewati Miami Beach sebelum melanjutkan ke tempat paling selatan benua Amerika yaitu Keywest, Florida.
Di Miami masakan yang tekenal yaitu stone crab. Kepiting yang hanya punya satu capit.
90% Stone crab hanya ada di Florida dengan masa panen di bulan Oktober sampai dengan Mei.
Kepiting batu bisa dibudidayakan, karena hanya capitnya yang di panen. Ada ketentuan hanya capit yang panjangnya 2 3/4 inci yang boleh di ambil. Cara pengambilan dengan teknik khusus sehingga bisa tumbuh kembali. Kepiting batu jantan bisa berumur sampai 7 th, sedangkan yang betina 8 th. Kepiting batu memiliki tekstur lembut dan rasa yang manis.


Stone Crab hanya memiliki satu capit
hanya satu capit















Perjalanan selanjutnya menuju Key West, tempat paling selatan dari benua Amerika. Perjalanan menyusuri pantai dan tentu saja seafood menjadi makanan utama mereka.
Key West Beach, Florida
Chef Yongkie menyiapkan lobster untuk makan malam
Tempat paling selatan benua Amerika
Dari Key West, tempat paling selatan di benua Amerika, perjalanan selanjutnya kembali ke utara dan ke barat menuju perjalanan pulang ke Los Angeles.

Bersambung

Thursday, March 28, 2019

10.254 miles, 22 states, in 63 days

14. "I'm not deaf"
kurang lebih seperti ini gambaran di ICU
Kenangan akan Daniel benar-benar membangkitkan kembali ingatan Yongkie di tahun 1987 ketika harus operasi tumor di dada. Dia harus menjalani prosedur yang panjang, berbagai pemeriksaan yang membosankan, hingga operasi yang harus dilalui 6 sampai 7 jam. Untunglah dokter menyatakan 95% tumor bisa diangkat dengan sukses. Yang 5% kecil sekali sehingga tidak mungkin dihilangkan dengan cara operasi. Satu-satunya jalan hanya dengan kemoterapi.
Setelah operasi dan sadar kembali yang diingatnya dia berada di ruang ICU dengan berbagai alat dan tabung yang bergantungan di tubuhnya yang kurus. Kabel berseliweran untuk memantau detak jantungnya di monitor. Rasanya seperti monster yang dihidupkan dengan alat-alat teknologi modern.
Dimulutnya ada pipa yang menjadi alat bantu pernafasan hingga membuatnya tidak bisa berbicara. Hanya bisa mengangguk dan menggeleng kalau perawat menanyakan sesuatu. Pasti pertanyaan yang mudah untuk dijawab dengan ya dan tidak.
Malam itu Pokie datang menjenguk. Ekspresi wajahnya langsung kelihatan campuran panik dan tegang. Tapi Pokie wanita yang tangguh dan kuat. Dia tidak menangis.
Untuk berkomunikasi Yongkie diberi papan tulis kecil dan spidol, sehingga dia bisa menyampaikan keinginannya. Ketika Pokie ada di dekatnya, Yongkie mengambil papan kecil dan menulis dengan perlahan, supaya Pokie bisa membaca tulisannya dan kemudian diberikannya ke dia. Pokie membacanya. Yongkie melihat Pokie menuliskan sesuatu di papan kecil itu. Oh... my... gosh.. batin Yongkie. Dengan lugunya Pokie menunjukkan jawaban yang dia tulis di papan tersebut ke Yongkie.
Yongkie mengambil lagi dan menuliskan dengan huruf kapital semua. I AM NOT DEAF
Pokie tertawa ngakak sampai terdengar di luar kamar, sehingga perawat masuk dengan tergesa-gesa, "is everything ok?" tanyanya.
Bahkan dalam situasi kritis mereka masih bisa tertawa. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

"I am not deaf at that time, but now my right ear is deaf" cerita Yongkie. Lhoh... kok bisa?

14 tahun kemudian th 2011, Yongkie harus menjalani operasi lagi karena ada tumor di telinga kanannya."This is the lowest point in my life" cerita Yongkie mengenang.
Operasi di telinga yang menjadi bagian dari kepala bisa dipastikan akan mempengaruhi seluruh tubuh. Dia harus tinggal di rumah sakit lebih dari satu bulan. Ketika operasi pertama selesai ternyata diketahui ada infeksi di bagian operasi tersebut, sehingga harus dilakukan operasi kedua. Itu berarti harus membuka kembali batok kepalanya untuk membersihkan infeksi. Selanjutnya, selama 3 minggu harus mengkonsumsi antibiotik yang membuatnya harus berada di tempat tidur lebih dari satu bulan. Akibatnya dia tidak bisa berjalan. Otot kaki menjadi lemah dan keseimbangannya hilang.
Sejak itu, Yongkie kehilangan pendengaran telinga sebelah kanan, 100% hilang.

belajar melangkah seperti penguin
Pemulihan di rumah membuat dia tidak bisa bekerja sekitar tiga bulan. Pelan-pelan dia belajar berjalan lagi dengan menggunakan alat bantu berjalan. Satu di lantai atas, satu di lantai bawah.
Berjalan dari lantai atas ke lantai bawah merupakan perjuangan besar. Dulu, berjalan seperti hal normal yang bisa dilakukan tanpa berpikir. Asal melangkah saja. Sekarang, baru disadari kalau kita berjalan ternyata ada tekniknya. Yongkie belajar berjalan seperti anak kecil lagi.
Ada terapis yang melatihnya di rumah. Dia harus kembali belajar bagaimana harus menyeimbangkan tubuh dengan membiarkan berat badan bertumpu di kaki kiri, ketika kaki kanan melangkah. Demikian sebaliknya.
"ooo... ngono tho.." cerita Yongkie sambil tertawa, mengenang saat itu. Dia menggambarkannya seperti penguin kalau berjalan. Dengan melebarkan kaki dan maju selangkah demi selangkah dengan kaki bergantian. Semangat untuk bisa berjalan lagi tidak pernah pudar. Setiap kali melangkah dia menyemangati diri dengan "I can walk... I can walk".


RV park Bellingham, "rumah sementara" Fred dan Lynn
Bersyukur sekali pada tahun 2006, 5 tahun sebelumnya, mereka melakukan perjalanan ke Alaska, yang mempertemukan Yongkie dengan Fred dan Lynn. Lynn memberikan pelajaran berharga tentang NO REGRET. Waktu itu secara kebetulan mereka parkir bersebelahan di RV park Bellingham, Washington (negara bagian, bukan Washington DC) dalam perjalanan ke Alaska. Keingintahuan Yongkie melihat ada tabung LPG besar di luar dekat RV di sebelahnya, menjadi awal perkenalan mereka dengan Fred dan Lynn. Tabung LPG diperlukan karena mereka akan tinggal lama di RV park. Mereka berasal dari dari Tucson, Arizona. Setiap musim panas Fred mengajak Lynn ke daerah utara, untuk mencari udara yang lebih segar. Untuk itu dia harus menempuh perjalanan 1700 miles. RV park Bellingham menjadi "rumah sementara" mereka untuk menghindari musim panas di Tucson. Lynn duduk di kursi roda. Ketika Yongkie menyalaminya, dia hanya tersenyum. Ternyata tangan dan kaki Lynn lumpuh. Tenggorokan Yongkie tercekat hingga hanya terdiam. Kaget dan menyesal. Fred benar-benar menjadi penopang aktivitas Lynn sehari-hari.
Fred dan Lynn tidak bermaksud menuju ke Alaska. Maka dia minta Yongkie dan Pokie menceritakan perjalanan mereka. Di tahun tersebut sudah ada internet, jadi Yongkie bisa mengirimkan foto-foto selama perjalanan ke Alaska. Foto-fotonya bisa di nikmati di sini http://www.yongkieandpokie.com/alaska/.


Tahun 2007 mereka menyempatkan diri untuk memenuhi undangan makan malam Fred. Dalam kesempatan ini Lynn membagikan falsafah hidupnya yang memberi kekuatan luar biasa di saat Yongkie berada di tingkat terendah dalam hidupnya tahun 2011, yaitu kehilangan pendengaran dan harus belajar berjalan lagi.

Dulu, Lynn wanita yang sangat aktif. Berkeliling ke Jepang juga Eropa untuk membeli barang-barang seperti pakaian dan perhiasan untuk dijual di Amerika. Sambil bercerita, Fred menyuapinya dengan makanan kesukaannya dan sesekali minum lewat sedotan yang disodorkan Fred dengan penuh kasih dan kesabaran. 
Lynn menasehati Yongkie dan Pokie untuk melakukan segala sesuatu yang mereka sukai. Jangan ditunda, supaya tidak menyesal dan hanya bisa mengeluh "I should do this, I should do that, we should go here or there... etc". Penyesalan kemudian tidak berguna, karena kita tidak bisa kembali ke masa lalu. NO REGRETS, terpateri dalam benak Yongkie.
Lynn sudah melakukan banyak perjalanan dalam hidupnya. Juga menjalani kehidupan yang sangat indah bersama Fred. Cinta yang tulus dan murni tercermin dari bagaimana mereka menjalani hidup dengan kondisi Lynn sekarang. Mereka tetap berpergian dan menikmati dengan rasa syukur dan bahagia. Apa yang terjadi dengan dirinya sekarang tidak pernah disesalinya karena dia sudah melakukan semua yang dia inginkan. Lynn meninggal dunia sehari setelah Natal 2011. Untuk mengenang Fred dan Lynn bisa dilihat di http://www.yongkieandpokie.com/2011/lyn.html
Sepeninggal Lynn, Fred pindah ke Lafayette, Indiana. Tahun 2014 ketika Yongkie dan Pokie naik kereta Amtrak ke Chicago, perjalanan berlanjut ke Lafayette mengunjungi Fred. Kenangan kunjungan ke rumah Fred dapat dilihat di http://www.yongkieandpokie.com/chicago/fred

Apalah artinya kehilangan pendengaran yang ternyata tidak berdampak apa pun dalam kehidupan selanjutnya. Bahkan telinga kirinya menjadi lebih peka sehingga tidak ada masalah sama sekali. Dengan ketekunan dan semangat luar biasa,  akhirnya Yongkie bisa berjalan lagi. Berkat semangat dari Lynn, maka perjalanan terus dilakukan. Kemana pun mereka suka dan bisa dilaksanakan, maka mereka akan mewujudkannya.


Lalu, kembali ke tahun 1988. Kemana mereka meneruskan perjalanan setelah tinggal seminggu lebih di rumah Daniel dan Kimmy di Washingtong DC?


Bersambung

Wednesday, March 27, 2019

10.254 miles, 22 states, in 63 days

13. "I print your one year salary in just minutes"


Foto ini saya ambil di internet
Uang selalu membuat kita penasaran darimana asalnya. Kebetulan Washington DC menjadi tempat pencetakan uang, namanya
Bureau of Engraving and Printing (BEP). BEP bertanggungjawab atas design dan percetakan mata uang di Amerika. Di tahun 1862, BEP mulai beroperasi mencetak uang dollar dengan proses yang sangat sederhana di Washington, DC. Pada tahun 1991, Pabrik uang dollar Amerika yang kedua dibangun di Fort Worth,Texas. 
Ini menjadi tempat favorite kunjungan mereka. Walaupun terbuka untuk umum, namun banyak sekali peraturan yang harus di taati. Yang sudah pasti tidak boleh membawa kamera dan video. Tour melihat bagaimana US dollar dicetak tidak bisa diabadikan. Bahkan untuk kelengkapan proses pencetakan uang,  mereka hanya bisa melihat melalui video.

"I print your one year salary in just minutes", tulisan ini ada di dekat mesin cetak. Tergantung gajinya setahun berapa, bisa jadi hitungan detik, atau beberapa menit untuk yang penghasilannya tinggi. Yang jelas keamanan untuk mencetak uang ini sangat ketat. Petugas yang mencetakpun sudah tentu tidak bisa mencetak untuk dirinya sendiri... hahaha. Apa nggak stress ya, melihat uang begitu banyak yang menjadi kebutuhan seluruh negara Amerika? sementara dia harus menunggu satu tahun untuk mendapatkan uang yang dicetak hanya dalam beberapa menit saja.

Seminggu lebih di Washington DC membuat mereka bisa berkunjung ke berbagai tempat bersejarah. Yang paling sulit menggambarkan Museum Smithsonian yang terdiri dari 19 museum dan galeri serta Taman Zoologi Nasional. 17 dari koleksi ini berada di Washington D.C., dengan sebelas di antaranya berada di National Mall. Sisanya berada di New York City dan Chantilly, Virginia.


The White House, cukup dari luar saja
Capitol Hill
lebih dari 58.000 nama korban perang Vietman
tertulis dalam tembok ini
Makam JF. Kennedy

Tinggal di rumah Daniel dan Kimmy benar-benar menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. 20 tahun kemudian, di th 2008 mereka mendengar Daniel sakit. Maka Yongkie menyempatkan berkunjung kembali ke Washington DC bersama dengan Monique dan Martin suaminya. Monique adalah teman satu SMA juga dan tinggal di New Jersey. Waktu itu Pokie tidak ikut karena sedang berkunjung ke Indonesia. Pertemuan dengan Daniel dan Kimmy bisa dilihat di 
www.yongkieandpokie.com/eastcoast/ec1.html

Sayang sekali, pertemuan di tahun 2008 tersebut menjadi pertemuan terakhir dengan Daniel. Daniel dipanggil Tuhan dan dibebaskan dari sakit yang dideritanya 18 bulan. Kenangan kepergian Daniel bisa di lihat di disini  http://www.yongkieandpokie.com/dan

Kisah kepergian Daniel membangkitkan lagi kenangan Yongkie ketika dia harus menjalani operasi tumor di dada tahun 1987. Yang akhirnya membuat dia membuat kaul mengunjungi seluruh negara bagian USA. Ada kisah yang lucu tapi juga kisah yang membuat dia merasa ada di titik terendah dalam hidupnya ketika harus menjalani operasi tumor lagi di tahun 2011. Kali ini tumornya ada di telinga sebelah kanan. 

Bersambung



Monday, March 25, 2019

10.254 miles, 22 states, in 63 days

12. Mommy Dee

Philadelphia ke Lewistown
Tinggal di negeri orang bukan hal yang mudah. Jauh dari keluarga dan sering merasa kesepian. Menemukan keluarga baru menjadi suatu hal yang sangat berharga. Ketika mereka membuka toko sandwich, tersedia juga hot dog, ice cream dan minuman soda. Ada pelanggan, wanita setengah baya bernama Dee. Kalau datang selalu memesan jumbo hot dog dan diet coke. Setiap datang tidak hanya sekedar makan dan minum, tapi juga mengobrol. Seringnya bertemu dan saling bercerita membuat mereka semakin akrab. Yongkie dan Pokie memanggilnya "mommy Dee", karena rasanya aneh sebagai orang timur kalau memanggil orang yang lebih tua hanya dengan menyebut namanya saja, walaupun ini hal biasa bagi mereka. Sementara mommy Dee menganggap mereka sebagai "chinese kids" nya. Mereka sering diundang untuk perayaan Thanks Giving dan Christmas dirumahnya.

Orangtua Mommy Dee tinggal di Lewistown yang masih di negara bagian Pensylvania. Untuk itu mereka harus kembali ke utara lagi menempuh 163 miles. Tapi mereka sudah berjanji untuk berkunjung ke orangtua mommy Dee yang mereka anggap sebagai adopted grandma and grandpa. Selain itu menjadi kehormatan bagi mereka yang diundang ke pertemuan keluarga besar mommy Dee.
Mereka disambut dengan sikap kekeluargaan yang hangat dan ramah. Disini, Yongkie dan Pokie menginap dua malam yang membuat mereka semakin mengenal keluarga besar mommy Dee.
Sayang sekali foto pertemuan dengan keluarga besar mommy Dee tidak berhasil ditemukan. Hanya ada foto bersama grandma dan grandpa.

Masih ada bekas luka operasi di dada Yongkie
adopted grandpa and grandma


Lewistown - Washington
Bahagia memiliki keluarga baru, hingga rasanya masih ingin tinggal, tapi perjalanan mereka masih panjang. Kembali ke arah selatan menuju Washington DC. Ada keluarga baru yang ingin dikunjungi. Keluarga Daniel dan Kimmy. Mereka berdua teman SMA di Semarang. Sudah 10 tahun mereka tidak bertemu. Waktu itu mereka baru dikaruniai putra pertama yaitu Jonathan. 
Kembali tinggal bersama sebuah keluarga, memberi suasana baru yang menyegarkan. Setidaknya libur tidur di tent trailer. Semula mereka berencana untuk tinggal 3 malam di rumah mereka. Tapi Daniel mengatakan kalau di Washington DC banyak tempat yang layak untuk dikunjungi, seperti Bureau of Engraving and printing, The Smithsonian Museums, Lincoln Memorial, The White House, Vietnam Memorial, Makam JF. Kennedy dan The Capitol Hills. 
Begitu banyaknya tempat yang ingin dikunjungi, hingga akhirnya mereka tinggal di rumah Daniel dan Kimmy lebih dari seminggu. 


Pokie, kakak Daniel, Kimmy, baby Jonathan,
Daniel dan Yongkie.
"no Kimmy... he is not my son" kata Yongkie
Setelah bertemu keluarga besar mommy Dee di Lewistown dan berkumpul teman lama lebih dari seminggu semakin membuat mereka merasa memiliki keluarga lagi. Keluarga bukan hanya yang sedarah dan sedaging, tapi semua orang yang menerima kita dengan tangan terbuka dan ketulusan hati.

Bersambung

Saturday, March 23, 2019

10.254 miles, 22 states, in 63 days

11. Surprise untuk Pokie.


Buckeley Lake, Ohio ke Niagara Falls, NY

Setelah semalam menginap di Buckeye Lake,  Ohio, keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan ke Niagara Falls yang masuk ke negara bagian New York. Niagara Falls adalah nama air terjun yang juga menjadi batas internasional antara provinsi Ontario, Canada dengan negara bagian New York, US.


Ketika tiba di negara bagian New York, Yongkie ke Visitors Center untuk menanyakan beberapa hal, maklum belum ada internet. Ketika masuk ke ruangan, hanya ada beberapa orang yang antri, sehingga dia segera mendapatkan giliran. Sapaannya sungguh mengagetkan,
“Next....what do you need!”
Astaga!. Apa nggak ada kalimat yang lebih ramah ya? seperti,
"Hi.. how are you today? can I help you?" toh antrian nggak banyak. Sedikit beramah tamah, apa salahnya. Yongkie menggerutu dalam hati. Tapi kemudian menyadari kalau dia bukan di negara bagian selatan lagi. Rasanya rindu dengan keramahtamahan negara bagian selatan.

Setelah membuka tent trailer, mereka bersantai menikmati pemandangan di sekitar. Tujuan ke negara bagian New York yang sangat ingin dilihat adalah Niagara Falls yang sangat terkenal. Walaupun tadi sedikit kecewa dengan sambutan di visitors center, tapi harus stay positive. Yongkie ingin membuat kejutan untuk Pokie dengan mengajaknya makan malam di Canada. Karena Niagara Falls menjadi bagian dari Amerika dan Canada, maka hanya tinggal menyeberang mereka sudah bisa merasakan makan malam di Canada. Keren khan!?
Siang itu Yongkie minta Pokie untuk tidak menyiapkan makan malam. 
"mau makan malam dimana?" tanya Pokie
"surprise!" jawab Yongkie sambil senyum-senyum membayangkan makan malam di Canada, yang hanya tinggal 25 miles saja.

Setelah mandi mereka mengendarai mobil, dan meninggalkan tent trailer di RV Park. Mereka menuju jalan yang menghubungkan Amerika dan Canada. Hingga sampai di tempat check point untuk pemeriksaan imigrasi, ada polisi yang meminta mereka untuk turun dari mobil.
Mereka turun dan mendekati jendela untuk menunjukkan green card kepada petugas imigrasi di balik loket. Mereka masing-masing menyodorkan green card.
Setelah memeriksa green card, polisi itu berkata,
"welcome to Canada, but you're not!" sambil tangannya menunjuk ke Yongkie.
Yongkie tidak boleh masuk ke Canada, tapi Pokie boleh. Lhoh.. kok bisa??
Ternyata mereka tidak bisa menerima temporary green card milik Yongkie.
Akhirnya, dengan menggerutu mereka berdua kembali ke Amerika dan malam itu menikmati makan malam di McDonald terdekat. Gagal bikin surprise Pokie.

di kapal Maid of the Mist
Keesokan harinya baru mereka berkunjung ke Niagara Falls. Menaiki kapal Maid of the Mist. Kapal ini mengarungi sungai sekitar air terjun Niagara. Benar-benar bisa menikmati air terjun dari dekat. Bisa dibayangkan pasti basah kuyup. Masing-masing penumpang memakai jas hujan warna biru yang disediakan kapal. Jas hujannya waktu itu bukan model yang sekali pakai, jadi bisa dibayangkan bagaimana baunya.
Kedatangan ke Niagara Falls berawal dari sapaan yang kurang ramah di visitors center, kecewa karena tidak bisa makan malam di Canada, dan tour dengan kapal Maid of the Mist juga bukan sesuatu yang menyenangkan. 
Pengalaman ini justru membuat mereka ingin suatu waktu mengulangi lagi. NEVER STOP DREAMING!.
Setelah 27 tahun, harapan ini bisa terpenuhi. 13 September 2015 mereka berhasil mengunjungi Niagara Falls di Canada. Memenuhi surprise makan malam untuk Pokie yang tertunda 27 tahun. Dan kali ini, ketika mereka menaiki kapal Maid of the Mist sekali lagi, jas hujannya sudah sekali pakai. Tiap penumpang selalu mendapat baru. Pengalaman indah kali ini dilengkapi dengan foto digital yang diambil dengan kepiawaian Yongkie dalam mengabadikannya. Semua bisa dinikmati di http://www.yongkieandpokie.com/toronto/niagara.html

Dari Niagara Falls, New York, mereka melanjutkan perjalanan ke Philadelphia, negara bagian Pennsylvania. Jalanan datar, tapi berkelok-kelok dengan pemandangan hijaunya pepohonan di kanan kiri. Cukup memberikan pemandangan indah sepanjang perjalanan 414 miles hingga Philadelphia.

Kesukaan Yongkie pada kereta api membuat mereka beristirahat sebentar di Strasburg. Kenapa sih, Yongkie suka banget kereta api? Lalu dia bercerita, waktu kecil dulu tinggal di Semarang, rumahnya dekat dengan Stasiun Kereta Api Poncol. Ada kebiasaan kalau makan selalu diajak ke stasiun sambil lihat kereta api. Lama-lama dia tidak mau makan kalau tidak diajak ke stasiun melihat kereta api. Kereta api menjadi kecintaannya hingga sekarang. Dimanapun dia berada selalu menyempatkan diri melihat kereta api. Yang luar biasa, Yongkie membangun stasiun Poncol sendiri untuk mengenang masa kecilnya. Bisa dilihat disini http://www.yongkieandpokie.com/poncol/poncol.html

Banyak orang bilang love yourself"I do love myself," batin Yongkie,  maka di saat pensiun dan ulangtahun ke 55 dia menghadiahi diri sendiri untuk pergi ke Chicago, naik kereta api. Sepertinya sepele, tapi naik kereta selama 2 malam 3 hari (17-19 Mei 2015) itu hadiah terindah yang sudah dirancang sejak ada Ulang tahun ke 40 Amtrak, kereta api antar negara bagian tahun 2011. Perayaan ulang tahun Amtrak ini membuat gairahnya untuk menjelajah negara bagian dengan naik kereta menjadi berkobar. Pilihan ke Chicago karena perjalanan kereta api ini paling panjang dan tidak berhenti. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dalam perjalanan ini mereka dengan tidak sengaja bertemu Hendrik Nangoi dan istrinya Rosa, teman SMA di Loyola Semarang. Kok bisa?? hanya Tuhan yang tahu. Karena mereka sama sekali tidak merencanakan pertemuan ini. 
Cerita dan foto selengkapnya bisa di klik disini http://www.yongkieandpokie.com/chicago/amtr

Strasberg, dimana ada kereta api,
 ada Yongkie
Jadi sekarang terjawab sudah mengapa banyak foto kereta api dalam perjalanan ini. Banyak pengalaman masa kecil yang menghilang begitu saja ketika sudah dewasa. Anehnya kecintaan Yongkie pada kereta api tidak pernah padam, bahkan semakin dihidupkan dari waktu ke waktu dengan mengikuti perkembangan kereta api hingga sekarang ini.
Kembali ke tahun 1988, akhirnya mereka tiba di Philadelphia. Menginap semalam di RV park, beristirahat setelah perjalanan panjang.

RV Park di Philadelphia, seperti di tengah hutan
Liberty Bell, Philadelphia
Keesokan harinya mereka mengunjungi Liberty Bell. Liberty Bell adalah lonceng besar dari tembaga yang melambangkan kemerdekaan USA. Diletakkan di Philadelpihia, Pennsylvania. Lonceng ini aslinya dibuat di London, Inggris 1752.
Terjadi keretakan ketika tiba dan dibunyikan pertama kali di Philadelphia. Usaha perbaikan dilakukan dua kali oleh pekerja lokal yatitu John Pass dan John Stow, yang namanya kemudian diukir pada permukaan lonceng.
Lonceng dulunya digunakan untuk memanggil anggota parlemen ke rapat legislatif dan untuk mengingatkan warga untuk pertemuan publik dan proklamasi. Liberty Bell benar-benar retak kembali dan tidak pernah dibunyikan lagi sejak February 1846. 

Tujuan ke Philadelphia sebenarnya untuk mengisi waktu, karena mereka nantinya akan kembali ke utara ke kota Lewistown, dimana mereka mendapatkan undangan untuk berkumpul dengan keluarga besar mommy Dee. Siapakah mommy Dee?

Bersambung