Pages

Tuesday, October 18, 2011

Orang penting

Awal bulan ini, anakku mendapat kesempatan kunjungan ke Pabrik Sido muncul di Ungaran. Dari ceritanya yang menggebu-gebu tentang pabrik tersebut (bisa dibaca di blognya www.sparklingjourney.blogspot.com), yang paling menarik bagiku adalah siapa yang meresmikan pabrik seluas 60 ha itu?? tebak siapa???? pasti yang terbanyang adalah orang-orang terkenal, berpangkat, punya kedudukan tinggi di pemerintahan... tapi ternyata yang diberi penghormatan untuk meresmikan pabrik tersebut dan tentunya dia adalah orang penting yang dianggap pantas meresmikannya. Orang itu adalah Mbah Marijan (almarhum).


Apa pendapatmu???

Menunduk

Di depan pintu "aparteman lucuku", selalu tersedia 2 sandal jepit. Yang kecil berwarna hitam, milikku. Yang bersar berwarna merah, milik suamiku. Pagi itu, aku tergesa ke pasar, karena harus berbelanja sayuran untuk hidangan makan siang karyawan. Ketika sampai jalan besar, aku menunduk, dan baru sadar kalau kaki kiri dan kananku menggunakan sandal jepit yang berbeda. Satu hitam, satu merah. Dengan malu, sambil celingukan...... kawatir ada yang melihat, aku kembali pulang. Setelah menukar sandal, baru aku berangkat lagi ke pasar.

Beruntung aku menunduk, jadi tahu kalau sandalku beda. Coba aku berjalan tegak, tanpa tengok kanan kiri, apalagi menunduk. Bisa jadi aku jadi bahan tertawaan orang di sepanjang jalan... atau di dalam pasar... maluuuuunnyaaaa....
Sering kita terlalu cepat protes ketika seseorang menegur kita, mengingatkan, mengkritik, atau menggunjingkan kita. Bawel banget nih orang.... Emang gue pikirin??? atau it's not your bussiness.. OK!!....  
Emang sebel sih, kalau jadi gunjingan orang... apalagi orang tersebut tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Belum lagi bumbunya semakin gurih sekali buat di cicipi sana sini.....
Apa salahnya kita menunduk sebentar... jangan-jangan emang bener omongan orang itu. Jangan-jangan masukan mereka pas buat kita.... baru deh.. kalau pendapat mereka salah dan sudah berbumbu sedaaaap... kita abaikan saja... EGP!!....

Sunday, October 16, 2011

Hari Minggunya Zulu

Setiap dua minggu sekali Zulu mandi. Dulu, biasanya dimandikan sendiri. Ternyata butuh waktu 2 jam memandikannya dan harus ditangani 2 orang. Memandikannya pun ternyata ada cara yang khusus. Akhirnya kami memilih memanggil orang yang kerjanya memandikan anjing, namanya pak Mardi dan istrinya.

potong rambut yang gimbal dulu
Minggu ini, Zulu sudah kucel dan waktunya mandi. Pak Mardi yang sudah biasa datang tetap saja di gonggong, karena Zulu nggak suka mandi. Tapi, pak Mardi pinter merayu, hingga akhirnya Zulu mau juga digiring keluar dapur dan dirantai diluar.
ayo merem, biar ga kemasukan shampoo
Pertama-tama pak Mardi menyisir dan memotong rambutnya yang gimbal, terutama di belakang telinga. Setelah acara potong rambut selesai, telinga Zulu ditutup dengan kapas, dia siap dimandikan. Lihat, berapa banyak shampoo yang dibutuhkan untuknya. Selain di shampoo, Zulu juga dibersihkan kutunya, kemudian diberi obat. Tapi kalau kutunya sudah terlalu banyak, kami biasanya memanggil dokter. Nanti sore Zulu akan disuntik obat kutu. Dokter keliling ini juga mudah dihubungi. Tinggal di sms, dokternya akan datang.

di blow dulu.....
Selesai acara mandi, Zulu di keringkan dengan handuk, kemudian di hair dryer. Perlu waktu lama dan harus benar-benar kering. Kalau nggak , bulunya cepat bau. Acara mengeringkan ini paling tidak disukainya. Selain lama, juga mungkin terlalu panas buat dia. Zulu menggongong terus. Bayangkan suaranya yang barito mengumandang sampai kemana-mana.

Zulu yang ganteng dan wangi.. siap berpose
Akhirnya.... selesainya sudah. Zulu yang ganteng dan wangi... siap bergaya untuk di foto.

Monday, October 3, 2011

Ulang tahun ke 52

Rumah di jln cemorojajar 19-Jogja
Sekali lagi, aku mengunjungi rumah masa kecilku. Rumah dinas bapak ketika bertugas di Jogjakarta. Tahun 1966 kami pindah ke Semarang. Kali ini yang datang lebih lengkap. Keluarga Soekoer berkumpul, walaupun tidak semua. Yang jelas, bagiku ini sebuah kado ulang tahun yang indah. Kalau ingatan kanak-kanakku hanya mampu merekam 6 tahun tinggal disana. Kakak-kakakku memiliki banyak cerita tentang rumah itu. Sekarang rumah ini menjadi cafe Kopitiam.

Kami berkeliling, dan setiap sudut rumah itu masih dilestarikan. Tidak banyak perubahan yang berarti. Cerita yang muncul adalah ingatan yang paling berkesan ketika kami tinggal disana.

lantai tempat kami prosotan dengan air sabun
Kakakku masih ingat, bagaimana kami berempat (anak-anak yang paling kecil waktu itu), paling senang meluncur di depan kamar mandi. Lantainya sengaja diberi air sabun biar licin. Ketika aku kemarin melihat tempat itu lagi... ternyata memang cukup luas untuk empat anak kecil bermain disitu.

Ada lantai, yang mbakku masih ingat dengan jelas, kami berdua suka main bekelan di situ. Lantai itu istimewa, karena kalau kami melempar bola, suaranya aneh. Lucu banget!.

Kami mengenang setiap sudut rumah
Kami juga ingat kenakalan kecil yang sering kami lakukan pada pembantu ibu yang bisu. Dia kalau makan cabe banyak banget. Nah, kami suka banget usil, dengan menancapkan cabe di sanggulnya ketika dia makan.

Pohon sawo, di halaman belakang sudah tidak ada. Dulu, kalau malam ada suara "gedebug"... sawo jatuh.. keesokannya, kami berebut untuk mengambilnya.

Bahagianya aku, di hari ulangtahunku, bisa berkumpul bersama keluarga. Ada kehangatan merayap di hati, menikmati kemanjaan yang mereka berikan ke aku. Di usia, semuanya di atas tengah baya, sikap sayang mereka ke aku, adik terkecilnya masih terasa hingga kini.

Dan hadiah terindah lainnya adalah ketika ternyata ini semua... yang mentraktir adalah anak-anakku. Woow.... hadiah terindah dari hasil keringat mereka.

Terimakasih Tuhan.. untuk perasaan bahagia yang tertumpah di hari ini.