Bekerja bersama anak-anak ada asiknya, tapi juga banyak kejutannya. Mereka anak-anak muda yang terbuka, ceplas-ceplos apa adanya... termasuk berkomentar tentang orang tuanya. Harus berlapang dada untuk mendengar dan meresapkan ucapan-ucapan mereka.
Suatu hari, ada istilah baru yang kemudian menjadi
trade mark untukku.
"tenang maaa... kalau bicara nggak usah nge
thrill gitu...." awalnya aku terkejut... kok
ngethrill...?? ternyata itu istilah kalau nada suara kita meninggi seperti suara motor
thrill... hehehe....
Lain hari, ketika kami bertiga belanja untuk membuat ketupat di pasar Klaten, aku bertanya ke penjual kelapa... "bu ini nanti marutnya di sebelah ya...?" aku merasa bicara biasa.. tapi nampaknya tidak bagi yang mendengar. Anakku langsung komentar... "mama kok nadanya galak banget sih?" hah... iya ya... masak sih? rasanya kayak ngomong seperti biasa tuh...
Rupanya, banyak hal dalam diri kita yang sepertinya biasa saja, tapi terdengar beda dan luar biasa bagi orang lain. Repotnya, kita tidak menyadarinya. Bahkan merasa baik-baik saja...
Bagi orang lain, bisa jadi kita ini sosok yang galak, kalau bicara
ngethrill... mengerikan dan juga meresahkan. Salah-salah tanpa kita sadari... menyakitkan orang lain.
Maka, kita ini salah-salah memang menjadi
"wrong person" bagi orang lain. Sementara kita sendiri, beranggapan bahwa si A, si B, si C... juga
"wrong person" bagi kita. Orang itu menyebalkan... kalau nanya
ndrindil kayak menginterogasi tersangka aja. Orang itu, kalau bicara
to the point... sampai bikin hati sakit dengan kata-katanya... orang itu begini... orang itu begitu.. dll... tentunya yang dilihatnya buruknya saja. Pokoknya mereka adalah
"wrong persons" yang mengusik kenyamanan hati juga hidup kita.....
Waduuuuh... kalau dengar komentar anak-anakku tentang gaya bicaraku.. aku jadi berpikir.. betapa banyak orang di sekitarku yang pasti terusik hidupnya karena aku. Lalu mereka belajar apa dari semua sikapku? semoga mereka belajar untuk memahamiku, menerima kebiasaan buruk yang tidak aku sadari, tetap bersikap positif walaupun hatinya sakit karena kalimatku....
Semoga... setiap hari aku selalu diingatkan untuk menjadi lebih baik, baik sikap maupun perkataaanku. Semoga... orang-orang di sekitar mau menerima maafku dan hatinya lapang untuk menerimaku apa adanya.
Bagiku sendiri... aku akan belajar menerima segala komentar yang membuatku lebih baik, berusaha untuk merubah sikap yang menyakitkan orang lain. Demikian pula aku belajar untuk memaafkan orang-orang di sekitarku yang mungkin tidak sengaja bahkan tidak sadar kalau apa yang mereka lakukan dan katakan menyakitkan hatiku.
Dan bagi kita semua, bukan hanya
"wrong persons" yang mengajarkan hidup pada kita semua... tapi semua peristiwa di sekitar kita, buruk maupun baik adalah sarana untuk belajar hidup.
Belajar untuk memahami, menerima, menghormati dan menghargai orang lain. Dan yang penting lagi mencintai semua orang dan peristiwa yang kita hadapi setiap hari sebagai penghormatan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.