Pages

Wednesday, January 1, 2014

Sudah 29 th.

sudah 29 th
Foto di atas diambil waktu kami bertugas sebagai panitia seorang teman yang mantu 28 Desember 2013 lalu. Mumpung berdandan lengkap maka kami berfoto di depan dekorasi gedung yang ditata begitu apik. Apalagi anakku mengeditnya menjadi foto vintage yang unik.
Ketika aku meng upload nya di facebook, ada yang tahu 31 Desember adalah tanggal perkawinanku. Maka foto tersebut disangka aku merayakan pesta perkawinan ke 29 th. dengan meriah...

Anniversary kali ini memberikan permenungan yang indah bagiku dan bukan pesta yang meriah. Tentu saja tidak ada perkawinan yang sempurna. Setidaknya kami telah berhasil hingga angka 29.
Banyak jalan berliku kami lalui. Carut-marut perjalanan yang penuh dengan komunikasi  amburadul. Kepercayaan yang pernah melorot hingga ke titik nol. Keyakinan yang tersapu kekecewaan berlarut-larut. Rasa yang hampa. Relasi yang kering... semua pernah kami rasakan...
Semuanya menjadi warna dalam perjuangan bersama dari hari ke hari. Membesarkan anak. Mencintai dan mendukung cita-cita mereka. Melepas dan meraih segala cita. Jatuh dan bangun... jatuh dan bangun lagi...
Tertawa, menangis, bernyanyi, berteriak, manari... juga diam... menjadi warna-warninya hidup perkawinan kami.
Hingga beberapa hari lalu anakku berkomentar "mama papa ini seperti air dan minyak. Tidak pernah bisa bersatu. Komunikasi yang payah, saling mengintimidasi!" kami terdiam!.

Air dan minyak. Tidak pernah bisa bersatu. Kalau pun diaduk, tercampur sebentar.. kemudian terpisah lagi. Benarkah kehidupan kami seperti itu?
Mungkin ada benarnya. Kami pernah mencoba brain test. Hasilnya, otak kananku sangat tinggi sementara dia otak kiri yang tinggi. Mungkin hal ini yang membuat pemikiran kami sulit disatukan. Harapan yang tak terpenuhi.... keinginan yang larut dalam pemahaman yang keliru.

Bagaimana mengurangi expectation? supaya tidak sakit hati. Sakit hati menyuburkan rasa benci, melarutkan maaf dan  membunuh kasih sayang..
Aku belajar memahami...

Apa salahnya kami seperti air dan minyak. Apa salahnya kami tidak bisa disatukan. Tidak bersatu tidak berarti berpisah. Kami masih bisa bekerjasama.

air dan minyak menghasilkan api
Gelas cantik di atas adalah gambaran kerjasama air dan minyak. Bagian bawah adalah air yang diberi warna hingga terlihat cantik. Atasnya adalah minyak. Dengan gabus yang mengambang di atas minyak, sumbu kecilnya bisa menghasilkan api. Lihatlah.. betapa cantiknya gelas tersebut kalau diletakkan di atas meja makan. Kombinasi air dan minyak menghasilkan lentera mungil yang berpendar lembut.

Kami adalah air dan minyak yang berada dalam gelas perkawinan. Biarkan perbedaan ada, tidak perlu disatukan, tidak perlu berseragam, tidak perlu harus bersama-sama. Hanya dengan memahami potensi masing-masing. Membiarkan masing-masing ada di posisi yang benar. Air di bawah, minyak di atas. Yang penting, bagaimana air mempercantik dirinya sendiri. Minyak menyalurkan energinya untuk membuat api. Api kecil pun akan berguna bagi orang lain.
Berharap air di atas dan menjalankan peran minyak adalah impian yang sia-sia. Demikian juga sebaliknya.
Terimakasih anak-anakku... untuk komentar kalian tentang kami yang seperti air dan minyak. Kelak kalian juga akan mempelajari perjalanan hidup dan memaknainya menjadi sesuatu yang indah.




No comments:

Post a Comment