Pages

Thursday, June 14, 2012

If you worry, you did not pray, if you pray, you did not worry.

Sometimes I feel that praying does not work at all. I pray every day at 3:00 o’clock in the afternoon, and in the middle of the night, but why I am so worry about something that has not happened.

The last two weeks, I was not feeling good at all, especially when I woke up in the morning. There was
something heavy in my heart. My Heart was beating too rapidly. I wanted to let it go, but I did not
know how.

First, I was thinking about my children, so I call them up. Last week my daughter was sick, and I stayed
in her place for one night, just to make sure that she was getting well when I left her. Thank God, she
got better soon. But I was still worry sick, so I called my son, but he was fine. Of course he has his own problem, but talking with him for an hour made him stronger and ready to face and solve his problem.

My husband was busy with his jobs. Good for him…

But, I am still worry, and praying. What’s wrong with me?

And I am talking to myself.

Yes, there are too much uneasy feeling; it’s up and down. Two weeks ago I lost my older brother. It was good for him; he did not suffer too long. But there’s still anger in me, because his wife didn’t treat him well. At the same time, my first book was already printed, ready to be published. But, I am worry. What will it be? Good or bad?

When I write this blog, I know that God is in me, and now I know that I have to forgive my brother’s wife and I also have to forgive to myself for not treating him well either.

For my book, I don’t need to worry at all. It’s already printed. I don’t need to worry what will people think about my book. I don’t need to worry that will be good or bad. At least I have something to give for my children and my husband as a memento and legacy of my life and other people who inspired me.

Suddenly I cry….I don't know why….

Maybe it is tears for my brother, to say good bye forever in this mundane world, we will meet someday
again in God’s presence.

And for the love that God always put in my heart, to forgive, and to forget and not to worry at all.

I always love my day that is given to me, and everyone around me.

Thank God for being in my heart, and I will never stop praying.



PS: Thank you Yongkie Hurd.. for your support to write in English.

Sunday, June 10, 2012

Aku anak siapa??

Mumu: aku anak siapa??
Kalau berdasarkan usia manusia, Chico, anjing tetangga umurnya sekitar 75 tahun. Anjing bentina yang mestinya berbulu indah ini, mesti menyerah pada pengasuhnya, yang selalu memandikannya dengan detergen. Hasilnya, bulu rontok semua... bisa dibayangkan.. pastilah kecantikannya sirna!.
Mungkin itu pula sebabnya, tidak ada yang naksir dia, hingga Chico tidak pernah punya anak.
Hingga suatu hari Chico menghilang. Semua sudah pasrah... toh dia sudah tua...
Dua hari setelah dia menghilang... baru ketahuan kalau Chico melahirkan!. Dia bersembunyi di balik tumpukan kayu. Anaknya cuma satu... dan tersebarlah gossip.... siapa bapaknya???


Si kecil Mumu, anak Chico mulai keluar dari persembunyian ibunya. Sangat hiperaktif... berlari kesana kemari. Lucu tapi juga menjengkelkan... kembali gossip bergulir... siapa bapaknya??
Melihat wajah dan bentuk badannya yang sedikit kekar.. tuduhan langsung ke Zulu, anjingku....
"kayaknya, Mumu anaknya Zulu...."
Tuduhan yang tidak berdasar.. dan aku pun protes... masak Zulu naksir Chico... nggak trima !!... hahaha...
Gosiip segera berhenti karena alasan yang sangat kuat. Zulu tidak punya testis, jadi dia nggak bisa kawin, apalagi punya anak.... nah... Zulu pun bebas dari tuduhan....
Lalu Mumu anak siapa?? tetap menjadi misteri...


emang gue pikirin...?!
Mumu, tidak peduli... masih nakal dan suka sekali menggigit dan membawa lari sandal, bahkan juga pakaian yang baru saja diletakkan di ember untuk dicuci. Maka dia menjadi sasaran kemarahan banyak orang. Tapi Mumu tidak peduli.... Emang gue pikirin!.
Suatu hari Mumu hilang. Walaupun dia sering menjadi biang kerok barang-barang yang hilang, tapi ketika dia hilang, semua orang mencari....
Zulu dan Mumu... bapak dan anak??
Akhirnya bisa ditemukan tidur ditempat tersembunyi. Rupanya karena dia suka berlari kesana kemari, kemudian terjatuh ke tempat yang agak dalam dan tidak bisa naik sendiri.
Sejak itu Mumu diberi kalung dengan lonceng kecil, sehingga semua tahu kemana dia pergi...
Mumu anak siapa? semua sudah tidak peduli lagi. 
Hanya Zulu yang peduli. Karena tiap kali lonceng di leher Mumu berbunyi, itu berarti dia sudah ada di depan pintu rumah kami, dan Zulu pun minta keluar untuk bermain dengannya.


Manusia sering mempertanyakan asal-usul seseorang, dan masa lalu menjadi standart penilaiannya. Mungkinkah kita sedikit belajar... untuk melihat seseorang di masa kini saja. Sehingga kita bisa saling menyayangi tanpa prasangka... cukup menggunakan hati yang bersih dan terbuka... menerima seseorang apa adanya....

Monday, June 4, 2012

Hanya debulah aku...

Joseph Hadiono Soekoer (alm)
Bicara memang lebih mudah dari pada menjalaninya. Ketika sehat, begitu mudah dan santainya kakakku berkata "kalau aku mati diperabukan aja, dari pada repot". Kenyataannya, ketika saat itu tiba, terasa berat bagi kami yang menghadapinya. Namun, amanat ini toh harus dijalankan, sebagai permintaan terakhir kakakku.
Setelah menderita stroke hampir 3 tahun lamanya, akhirnya Tuhan berkenan membebaskannya dari penderitaan 28 Mei 2012, pukul 19.30.
Semua sudah selesai. Wajahnya lebih damai dari pada ketika sakit.

Ini kali pertama aku melihat proses kremasi. Dalam hitungan jam, semua lenyap, tinggal abu yang disimpan dalam guci. Inilah tubuh yang sudah menjadi abu, dulu milik kakakku. Semua tinggal kenangan, dan tersimpan indah di hati.

Betapa rapuhnya tubuh pada akhirnya. Kita bukan apa-apa ketika semua harus dikembalikan kepada Sang Pencipta. Proses kremasi mengusik kesombonganku sebagai manusia. Betapa tidak berartinya kita ketika sudah tiada. Lalu, mengapa harus merasa lebih berkuasa, lebih suci, lebih pandai, lebih dari segalanya dari orang lain, kalau pada akhirnya kita semua sama dihadapanNya. Dari abu kembali ke abu....

Dan akupun bersimpuh di hadapanMu


Hanya debulah aku... di alas kakiMu, Tuhan
Haus akan titik embun... sabda penuh ampun

Ampun seribu ampun... hapuskan dosa-dosaku
Segunung sesal ini... kuhunjuk padaMu

Tak layak aku tengadah, menatap cahayaMu
Tak layak aku menghadap di depan altarMu

(Madah Bakti 370)

Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa kakakku, dan memberikan tempat indah bersamaNya di Surga. Dan semoga kami yang ditinggalkan belajar untuk lebih rendah hati di hadapanNya, dan mengisi hidup ini dengan perbuatan baik berdasarkan penghargaan tinggi terhadap sesama dan semua ciptaanNya. Amin.