Pages

Thursday, December 27, 2012

Surganya hati

Seorang teman di facebook, mas Budi Sarjono menuliskan statusnya sbb:

Swargo kang ginelar, sruwa sruwi sarwo sabar, kata Mbah Kerso (85). Katanya lebih lanjut, sorga itu tempatnya orang sabar, welas asih, mengasihi alam semesta dan sesama umat manusia. Saya setuju!!!

Saya juga setuju banget!
Surga sering digambarkan sebagai tempat yang sangat indah. Dimana kita kalau pingin sesuatu langsung ada. Bahkan misalnya kita pingin buah apel... langsung pohon apel menyajikan buah apel langsung ke kepada kita. Betapa indah dan nyamannya hidup ini?
Surga juga sering dipahami adanya dan bisa dinikmati setelah kita mati. Benarkah??

Bagiku, surga adalah suasana hati kita saat ini, disini, di bumi ini.... di saat kita menikmati rahmat kehidupan yang dikaruniakan Sang Pencipta kepada kita.
Lalu, mengapa kita kadang sulit merasakan surga di dunia ini?
Apa yang mengganggu suasana hati kita? sampai seakan-akan kita berada di neraka?

Perasaan galau, sedih, marah, kecewa, kawatir, iri hati/cemburu, serakah... ingin begini begitu, juga ingin ini itu... semua ingin dicapai dan dimiliki segera.... berarti tidak sabar, menginginkan sesuatu tapi malas... dan juga sikap kasar, keras yang berarti tidak menghormati dan menghargai sesama sebagai mahluk ciptaan Tuhan... dan sebagainya....

Mbah Kerso benar, kalau surga adalah sikap sabar.... welas asih terhadap sesama dan alam semesta.
Sesama dan alam semesta kadang menyenangkan, kadang menjengkelkan bahkan kadang menghancurkan hidup kita.
Welas asih, menjadi bekal kita untuk memahami segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Mengapa sesama kita begini, begitu.... mungkin seseorang tidak dengan sengaja atau sungguh-sungguh bersikap buruk atau berusaha keras menghancurkan hidup kita. Mereka hanyalah sesama kita yang mungkin sedang khilaf atau sedang dalam suasana hati yang buruk sehingga tega melakukan hal-hal yang tidak disadari menyakiti dan menghancurkan hati orang lain.
Welas asih berarti menghormati, menghargai, dan memahami orang lain.
Alam semensta juga harus kita hormati keberadaannya. Pernahkan kita berterimakasih kepada matahari yang membuat pakaian kita kering, badan yang hangat, tanaman menjadi segar, juga bumi yang terang... atau selalu mengeluh karena panasnya. Pernahkan kita berterima kasih kepada air yang menghidupi kita, menyegarkan udara dan tanaman... atau hanya mengeluh ketika hujan menghalangi rencana kita dan membawa banjir yang memporak porandakan barang-barang kita. Pernahkan kita berterima kasih kepada udara yang menghidupi kita, atau malah mengotorinya dengan berbagai polusi yang akhirnya merugikan diri kita sendiri.
Sejauh mana kita sudah mencintai dan memelihara bumi ini, dan tidak hanya sekedar mengutuk ketika terjadi gempa atau gunung yang meletus.
Seberapa sering kita memuji alam semesta yang begitu indah yang berarti kita memuji Sang Pencipta.

Surga adalah suasana hati kita.
Belajar sabar, welas asih dan menghormati sesama dan alam semesta....
Mbah Kerso benar dan sangat bijak. Maturnuwun mbah... untuk mengingatkanku akan arti "jadilah kehendakMu... di atas bumi, seperti di dalam surga". Walaupun membutuhkan proses panjang dan berliku, tapi setidaknya ungkapan mbah Kerso mengingatkanku untuk terus berusaha dan berupaya menjadi lebih baik di hari esok.... semoga Tuhan membimbing tangan kita, memelihara hati, juga menjaga seluruh sikap hidup kita supaya semua sesuai dengan kehendakNya, pemilik hidup kita.

Terimakasih Tuhan untuk cinta yang kau berikan lewat suami dan anak-anakku, lewat semua orang yang berjuang bersama kami, lewat perhatian semua saudara, sahabat bahkan juga orang-orang yang tidak aku kenal sama sekali. Hanya hatilah yang mempersatukan kami dengan tali kasih yang mengikat erat, menyatu untuk memuji namaMu.



No comments:

Post a Comment