berakhir dengan kaki kraaam.... |
Tuesday, July 16, 2013
Monday, July 15, 2013
Lantern of Love
Puisi "Bintang"
Hujan...hujan...hujan... kepanikan mulai terasa. Aku didesak terus "plan B nya apa tante?" masih penuh keyakinan... aku menjawab "tidak ada... kita harus yakin Tuhan akan memberi terang". Anak ragilku menguatkan "tunggu sampai jam 6 kalau enggak terang baru kita pindah". Menjelang jam 6 gerimis tebal masih menyiram semua petugas yang tidak mau berhenti bekerja.
Tiba-tiba anakku ragilku bilang "ma... aku mau pasang lilin aja deh"... baiklah... mama juga akan pasang bunga-bunganya di meja.
Dibantu sahabat-sahabat anakku, kami menata bunga di meja bertaplak putih yang basah. Tiba-tiba ada bisikan dalam hati untuk sungguh memohon kepada Tuhan agar langit terang. Maka, kupakai sandal jepit, dan kemudian aku berjalan berkeliling venue sambil tak henti mendaraskan doa Bapa Kami. Tidak peduli sanggulku basah... aku hanya ingin mohon belas kasihanNya.... "please God... tiga jam saja... kasihanilah mereka semua yang sudah bekerja mempersiapkan ini semua... dan pandanglah karya mereka yang begitu indah dan cantik...."
Setelah itu... gerimis menipis... jam 18.30 sesuai acara... tamu mulai berdatangan... aku sudah berganti selop dan menyambut tamu....
Tuhan Maha Besar.... gerimispun reda.....
Stella dan Dion memasuki venue..... di iringi musik akustik dengan lagu "walking after you"...
Stella artinya bintang. Bapaknya sejak pagi merenung di tepi jembatan, di Sambi dan membuat puisi untuk anak tersayangnya....
Tiba-tiba anakku ragilku bilang "ma... aku mau pasang lilin aja deh"... baiklah... mama juga akan pasang bunga-bunganya di meja.
Dibantu sahabat-sahabat anakku, kami menata bunga di meja bertaplak putih yang basah. Tiba-tiba ada bisikan dalam hati untuk sungguh memohon kepada Tuhan agar langit terang. Maka, kupakai sandal jepit, dan kemudian aku berjalan berkeliling venue sambil tak henti mendaraskan doa Bapa Kami. Tidak peduli sanggulku basah... aku hanya ingin mohon belas kasihanNya.... "please God... tiga jam saja... kasihanilah mereka semua yang sudah bekerja mempersiapkan ini semua... dan pandanglah karya mereka yang begitu indah dan cantik...."
Setelah itu... gerimis menipis... jam 18.30 sesuai acara... tamu mulai berdatangan... aku sudah berganti selop dan menyambut tamu....
Tuhan Maha Besar.... gerimispun reda.....
siap menerima tamu |
Vanue yang basah tapi tetap cantik |
Tetap bersinar ceria |
Stella dan Dion |
Berhenti untuk mendengar ucapan terimakasih dan puisi dari bapaknya |
Arti Sebuah Nama
Kupahatkan bintang pada namamu
biarlah engkau melesat ke angkasa
menembus awan-awan
dan menghiasi langit malam
jadilah indah di kegelapan
Kunyalakan lentera dalam hatimu
agar menjadi terang dikala gelap harapmu
jadilah kesabaran ketika gundah menyesakkan dada
mengalirlah cinta dalam darahmu
agar menjadi sungai kebahagiaan
membasahi kehidupan
dan menumbuhkan kedamaian
(Totok, Sambi, 8 Juni 2013)
Terimaksih Tuhan...untuk segala yang terselenggara pada hari ini |
kami yang berbahagia |
kel besar Suharso yang berbahagia |
Srella dan Dion yang ceria |
Mbak Riyani dan Nunung mewakili Loyola"77 |
bersama seluruh karyawan Dian Prima |
sahabat setiaku |
om dan tante-tante |
mas Gigir dan mbak Wiwik |
Tuhan Maha Besar..... berkat kasihNya, langit terang hingga pesta selesai. Dia tidak hannya memberi 3 jam, tapi 8 jam langit yang terang dan indah. Terimakasih Tuhan, terimakasih untuk semua yang hadir. Para sahabat, keluarga dan semua teman yang hadir di pernikahan Stella dan Dion....
Pernak-Pernik cinta...
Banyak yang menganggap, resepsi pernikahan Stella dan Dion mewah, glamour... dan pasti mahal. Tapi ada juga yang mengucap "humble but gorgeous". Entah apa yang menimbulkan komentar-komentar tersebut. Sambi resort memiliki venue yang cantik di malam hari. Mereka sudah memiliki tanaman indah, dengan lampu yang berhamburan di bawah setiap tanaman, juga di sudut halaman. Kami tinggal menambahkan pernak-pernik sebagai asesoriesnya.
Bak wajah, Sambi vanue adalah wanita cantik alami, kami tinggal sedikit memoles,dan memberikan sentuhan make up disana-sini.... dan memang menjadi cantik sekali....
Semua pernak-penik kami persiapkan sendiri......
Apalagi yaaa..... oya, untuk penerangan venue, kami membawa lampu spotlight yang biasa kami pakai untuk pengeringan di ruang cat...
Banyak akal dan ide yang murah meriah tapi pasti ditangani dengan penuh kasih sehingga hasilnya menankjubkan.... dan terkesan mahal... percayalah... tidak seperti yang dibayangkan....
Bak wajah, Sambi vanue adalah wanita cantik alami, kami tinggal sedikit memoles,dan memberikan sentuhan make up disana-sini.... dan memang menjadi cantik sekali....
Semua pernak-penik kami persiapkan sendiri......
Lilin gantung dengan biji2an di dalamnya |
teplok mini ikut berpose |
Tulisan anak ragilku dan kayunya pun buatan sendiri dr sisa kayu produksi |
Sambi venue di saat kami poles dengan kursi dan gubug catering |
Lampu ting seperti inipun juga buatan sendiri |
kalau ini ciptaanNya yang luar biasa indah... aneka warna yang cantik |
Foto dari Yongkie Hurd, Portland - Oregon |
Apalagi yaaa..... oya, untuk penerangan venue, kami membawa lampu spotlight yang biasa kami pakai untuk pengeringan di ruang cat...
Banyak akal dan ide yang murah meriah tapi pasti ditangani dengan penuh kasih sehingga hasilnya menankjubkan.... dan terkesan mahal... percayalah... tidak seperti yang dibayangkan....
Menjadi mitra sejajar
Dan akhirnya, pahargyan, adicara pesta tradisional untuk menyatakan kepada
khalayak bahwa pasangan pengantin telah sah sebagai suami isteri baik secara agama maupun hukum. Dalam adicara ini, pengantin berdua
dipertemukan atau panggih.
Untuk sementara mereka dipisahkan untuk menjalankan ritual ini. Kemudian mereka dipertemukan lagi dengan iringan yang membawa kembar mayang.
Kembar mayang merupakan cerminan dari kalpataru,
pohon kehidupan. Melukiskan kehidupan tiga dunia, dunia atas (dewa loka), dunia
tengah (jana loka) dan dunia bawah (patala). Kembar mayang mengandung makna semoga pengantin mendapatkan
kebahagiaan ganda/kembar, diambil dari arti katanya.
Dalam panggih ini pengantin menjalani beberapa ritual. Sebelum bertemu,
kedua pengantin melakukan prosesi balangan
gantal (melempar gantal). Gantal wujudnya gulungan daun sirih
dengan isi kapur sirih dan gambir yang diikat dengan benang. Pada saat melempar
gantal, pengantin pria mengarahkannya
pada dada pengantin putri, lambang menyampaikan pesan jadilah ibu anakku. Dan
pengantin putri mengarahkannya pada kaki pengantin pria, lambang pesan jadilah
tiang keluargaku. Daun sirih merupakan lambang penghormatan, pada jaman dahulu
cara menghormati tamu adalah dengan menghidangkan sirih sebelum menghidangkan
makanan dan minuman.
saling melempar sirih atau gantal |
Kemudian pengantin pria menginjak
telur (wiji dadi) hingga pecah.
Pecahnya telur adalah lambang pertemuan unsur merah (wanita) dan unsur putih
(pria). Pengantin pria yang menginjak wiji
dadi, ia berkewajiban melindungi dan menyayangi isterinya. Setelah itu,
pengantin putri membasuh kaki pengantin pria sebagai lambang kewajiban untuk menjadi seorang
ibu, sebagai akibat bertemunya unsur putih dan merah.
Menginjak telur |
Kemudian dengan diselimuti kain sindur oleh ibu pengantin putri, kedua
pengantin beranjak menuju ke pelaminan dengan panduan ayah pengantin putri. Ini
sebagai wujud bahwa kedua orang tua menghantar putra putrinya pada kehidupan
yang baru sebagai suami isteri “ing
ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani”
Adicara panggih telah
usai, setelah kedua pengantin berada di sasana
rinenggo atau pelaminan, dilanjutkan dengan:
Bobot timbang, kedua
pengantin duduk di pangkuan ayah pengatin putri seolah-olah ditimbang. Dengan
demikian kedua pengantin sama hak dan kewajiban juga sama bobot kasih
sayangnya. Menjadi mitra sejajar yang serasi, sesuai dan seirama.
Berat yang mana pak?... jawabnya.... "sama.... |
Kacar-kucur (mengucurkan),
juga disebut tampa kaya, adicara ini diwujudkan berupa
kacang-kacangan, beras kuning dan aneka uang logam. Ini sebagai pernyataan
kepeduliaan suami terhadap isteri secara lahir dan batin. Juga diartikan suami
memberi nafkah dan isteri berhati-hati
dalam pengelolaannya.
Dulangan atau
walimahan, kedua pengantin menyantap
nasi kuning dengan cara saling menyuapi. Maknanya hati bersatu dan tekad bulat
untuk hidup bersama.
Nasi kuning, hati ayam, telur, kacang.. dihias timun dan tomat |
Ngabekten/sungkeman, simbol
anak yang berbakti terhadap orang tua, meminta maaf dan mengucap terima kasih
serta mohon doa restu. Dan kedua orang tua akan membimbing dengan penuh
perhatian, memberi nasihat agar bisa mencapai kehidupan yang bahagia di masa
depan. Adicara sungkeman ini
merupakan penutup rangkaian adicara pahargyan.
Dua keluarga yang dipersatukan |
Selesailah sudah acara penikahan adat Jawa anak-anak kami Stella dan Dion...dan sekarang saatnya berpesta.....
Subscribe to:
Posts (Atom)