Sabtu lalu Roy dan Wida datang berkunjung ke kantor. Hanya mengisi waktu luang sebelum menghadiri acara perkawinan saudaranya.
Cukup banyak waktu untuk ngobrol, makan siang dan keliling desa. Dan mampirlah di Rowo Jombor. Sebuah pemandangan yang indah. Sebuah rawa yang sudah dilengkapi dengan berbagai restoran apung yang menyajikan masakan ikan. Sayang di hari puasa, tidak ada yang buka. Siang itu kami hanya berkeliling rawa, melihat pemandangan dari berbagai sudut.
Rupanya Roy jatuh cinta dengan pemandang itu, hingga bertekad untuk datang lagi besok untuk melihat kegiatan disana yang konon kalau pagi ada banyak pedangan gerabah bersepeda berurutan membawa dagangan ke kota. Pasti pemandangan yang indah.
Maka malam itu, kami sepakat untuk berangkat pagi-pagi Jam 4. Tapi, tidak perlu kaget kalau akhirnya kami berangkat jam 5.30, karena ketiduran. Namun begitu kami tetap semangat.
Rowo Jombor, dipagi hari. Dipenuhi kabut dan udara masih dingin. Matahari muncul pelan menembus kabut... cantik. Bangunan bernuansa abu-abu memberikan pemandangan yang asing, seperti berada di suatu tempat yang belum pernah aku kunjungi. Walaupun para pedagang gerabah sudah tidak terlihat lagi, tapi pemandangan di sekitar sangat indah.
Puas mengabadikan pemandangan, kami diusik rasa lapar. Pilihannya adalah soto mbok Dele yang cukup terkenal di Klaten. Perjalanan sengaja dilewatkan dari desa ke desa, menikmati pemandangan yang tidak biasa di kota. Hal yang mungkin biasa bagi kami, menjadi tidak biasa bagi Roy dan Wida.
Terbukti, ketika kami menikmati soto mbok Dele, Roy sibuk mengabadikan dapurnya yang tradisional. Dengan perapian dari kayu, dan asap mengepul alami menyusup sela-sela lobang di atasnya.
Aku bukan seseorang yang pintar mengambil gambar. Tapi melihat hasil bidikan lensanya membuatku heran. Betapa indahnya hal-hal yang dilihat biasa sehari-hari. Selalu ada keindahan di balik setiap pemandangan yang diambil hanya dalam frame yang kecil.
inilah yang membuat soto mbok Dele laris! |
Seperti halnya hidup ini. Semakin luas dan lebar kita memandang hidup, kita bisa melupakan hal-hal kecil yang sebetulnya indah dan pantas disyukuri setiap waktu.
Trimakasih Roy dan Wida yang sudah berkunjung. Dalam perjalanan singkat aku belajar melihat hidup dengan rangka yang lebih kecil dan melihat keindahan di baliknya.
NB: foto-foto Roy Husada.
No comments:
Post a Comment