Pages

Tuesday, June 25, 2013

Menuju Hidup Baru...(Siraman)

Siraman, calon pengantin menjalani prosesi dimandikan dengan air pawitro sari bertujuan membersihkan diri, menyucikan jiwa raga. Siraman juga merupakan lambang perawatan yang terakhir, karena setelah menikah akan hidup mandiri. Air untuk siraman diambil dari tujuh sumur atau mata air yang dipercaya mempunyai aura yang bagus dan dicampur dengan kembang setaman (aneka macam bunga).

Oleh paes, kebayanya diganti melati
 
bapak menyiram lebih dulu

ibu menyiram
 Kemudian dilanjutkan dengan ibu-ibu sepuh dan yang sudah pernah mantu.
Disiram eyang dengan doa-doa di setiap gayung air

Disiram bude Menuk

disiram bude Enny
disiram bude Tyas
disiram tante Lucy
disiram tante Itoet
disiram ibu Etik

disiram eyang Arwanto
 
Pagar rekma, kedua orang tua calon pengantin memotong tiga helai rambut putrinya, dengan harapan segala sukerta akan lebur. Setelah itu, potongan rambut dipendam, sebagai simbol mengubur segala karakter buruk, ini disebut methak rekma.


bapak memotong rambut 3 ujung

ibu juga memotong rambut 3 ujung

potongan rambut yang nanti disatukan dengan rambut calon pengantin putra

air kendi disiram ke seluruh tubuh tanpa henti hingga habis

ibu memecahkan kendi kosong sambil berkata "wis ketok pamore"

kendi pecah... pamor calon putri memancar....
Ritual siraman ditutup dengan bapak menggendong putrinya sebagai tanda terakhir orangtua menggendongnya. Ada ketegangan ketika bapak akan menggendongnya...spontan anakku berkata "jangan lho pa... jangan lho pa..." katanya memohon, karena dia tahu pasti bapaknya tidak kuat menggendongnya. Tapi kami sepakat untuk mengangkatnya bersama-sama... ritual yang semestinya mengharukan memicu gelak tawa yang melihat.


digendong bersama
Acara selanjutnya adalah calon pengantin putri dirias untuk persiapan acara Midodareni, sementara orangtua menjalani acara adat selanjutnya yaitu menjual dawet.....


No comments:

Post a Comment