Pages

Monday, July 4, 2011

TabunganNya

Sebagai orang tua, hal yang paling menyedihkan adalah ketika aku tidak bisa memenuhi kebutuhan anakku terutama dalam pendidikan. Kalau dalam hal kebutuhan primer, masih bisa di toleransi, tapi dalam pendidikan rasanya nggak ada toleransi. Setidaknya itulah pendapatku.
Bulan Juli 2009, saat yang menyedihkan buatku ketika aku harus membayar biaya semesteran anakku dan aku tidak memiliki dana sama sekali.
Dengan sedih aku membuka amplop laporan rekening yang tergeletak di atas meja riasku, yang sudah kubiarkan beberapa hari di sana karena memang sudah tidak ada dana disana. Tapi entah kenapa saat itu, aku ingin sekali membukanya. Padahal sejak Maret lalu, di sana sudah tidak ada dana aku tidak pernah membuka amplopnya karena aku pikir sia-sia saja, toh yang akan kudapati hanya angka 0.
Dengan sembarangan aku membuka amplop. Tiba-tiba aku melihat angka aneh!...$ 500 di kolom balance!.. kuamati... dengan seksama... bener nggak??? lalu kuletakkan lagi. Ah paling salah lihat!
Tapi tanganku akhirnya meraihnya lagi. kok aneh.. kok ada $ 500 disana?? dari mana?? kenapa kalau ambil lewat ATM selalu dibilang dana sudah kosong?? tapi kok masih ada.
Penasaran.. aku membongkar-bongkar lagi amplop-amplop laporan dari bank, yang sejak Maret tidak pernah kubuka. Cuma kulempar saja ke kotak surat-surat, tanpa keinginan membukanya sama sekali. Dengan penasaran aku urutkan dari Maret sampai dengan Juni.
Ya Tuhan... sejak Maret.. ternyata di tabunganku masih ada $ 500... dan tetap utuh sampai dengan bulan Juli ini. Kok bisa???
Dengan berdebar-debar, aku telpon ke Bank, memastikan apakah saldoku benar seperti yang tertera dalam laporannya. Jawabnya, BENAR... piye ki???
Bergegas aku ditemani anakku ke Bank. Kami disambut dengan ramah oleh CS yang sudah sangat kami kenal.
Butuh beberapa waktu untuk mencari tahu kenapa dana tersebut tidak bisa aku ambil lewat ATM. Jawabnya sederhana... "karena kami blokir bu".. kenapa??? aneh sekali...
Setelah beberapa saat kami menunggu, akhirnya data ditemukan. "ibu pernah mengadakan transaksi menggunakan dollar di Semarang sekitar bulan Februari?" lama aku mengingat... maklum pikiran jadi ruwet sendiri dengan pengalaman yang tak terduga ini. Untung ada anakku dan dia ingat... "iya ma... kan waktu itu beli tiket Singapore nya di Semarang, pakai dollar..." nah ketemu sudah... trus kenapa di blokir???
Pihak bank bingung juga, tapi kemudian memberikan alasan yang lumayan masuk akal " mungkin waktu itu, ada kerusakan di komputer bu, kemudian dana ibu di blokir sejumlah dana yang dipakai untuk membeli tiket, supaya tidak ikut kepakai untuk belanja. Ya maksudnya demi keamanan Bank. Cuma kami mohon maaf karena lupa mengaktifkan lagi..." Saat itu juga, danaku diaktifkan lagi, dan aku bisa menyelesaikan pembayaran semesteran anakku.... Terimakasih Tuhan...
Haruskah aku marah pada Bank? haruskah aku menyesali kemalasanku membuka amplop? Bukankah dana yang di blokir tersebut justru menyelamatkan anakku dan memperlancarkan pendidikannya. Kemalasanku membuka amplop laporan bank sejak bulan Maret, justru menyelamatkan dana tersebut. Coba aku tahu sejak bulan Maret, mungkin sudah langsung aku urus ke Bank dan mungkin sudah habis...
Danaku ditabung olehNya. Diberikan disaat aku sangat membutuhkannya... tepat waktu... dan indah pada waktunya.
Tidak ada yang sia-sia. Bahkan kesalahan Bank, kemalasanku, semua indah bagiku.... aku serahkan seluruh hidupku kepadaNya. Biarlah Dia yang menuntunku.. menguasaiku dan menggerakan hidupku.... karena bersamaNya tidak ada yang sia-sia.

2 comments:

  1. lalu... kalo tabungan untuk ngunduh mantu, kira - kira disimpen dimana olehNya? heheheheheh

    ReplyDelete
  2. Ada kok.. nunggu jodohnya ketemu, waktu yang tepat, tempat yang pas... baru tabunganNya dipecah...

    ReplyDelete