Semalam aku sakit, masuk angin. Tapi sudah parah, karena mual dan badan nggak enak banget rasanya. Semalam Ria, salah satu yang menginap di Gedono ngeroki aku. Merah gosong semua, sampai dia bener-bener giloooo….
Pagi ini aku nggak ikut ibadat pagi, walaupun semalam sudah tidur nyenyak. Kemarin malam juga tidak ikut ibadat penutup, juga ibadat malam jam 3 pagi terlewat. Beruntung bisa tidur nyenyak, sehingga pagi ini sudah lebih segar rasanya.
Dikamar kecilku yang hangat kalau malam, pagi ini aku duduk di jendela menghadap ke halaman luas Gedono, dimana ada jalan salib di depan sana. Suara ibu-ibu menyapu rumput dengan sapu lidi, yang kemarin baru dipotong dengan mesin potong begitu jelas….sreeekkk….sreeek…sreeek…
2 hari di Gedono aku belum menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidupku. Aku berkeyakinan akan bertemu dengan seseorang yang menjadi tangan Tuhan untuk memberitahuku apa yang harus aku lakukan. Tapi, sejak aku datang aku bertemu berbagai macam orang yang justru membuatku bingung untuk membuat keputusan.
Aku bertemu seorang ibu seusiaku. Tentu saja dia bisa mengerti dan memahami apa yang aku rasakan. Dia tidak banyak memberi masukan, tapi aku diberi 2 buah artikel yang mestinya dia pakai untuk bahan renungan dia selama singgah di Gedono untuk beberapa jam. Kedua artikel itu, Keakaraban dan Lahirnya Visi; artikel satunya berjudul Ketika Anda Jatuh Cinta. Ketika aku melihat kata “jatuh cinta”… langsung spontan aku bilang “hah… jatuh cinta??”… dia tertawa… “hush… ini jatuh cinta pada Tuhan”…oooohhhh..
Membaca kedua artikel ini, justru menambah kebingunganku. Ketika aku nyeplos bertanya kepada beberapa orang yang menginap di sini… kenapa susah ya mengetahui kehendak Allah. Sampai saat ini aku belum menemukan apa-apa. Ada yang bilang begini “kalau mau tahu jawabannya lewat meditasi bu… nanti keluar sendiri jawabannya…jangan dipikir.. disini nggak usah mikir”.
Yah…. Ada untungnya aku masuk angin. Jadi aku tidak berpikir tapi tidur semalaman. Pagi ini, karena di meja kecilku sudah tersedia Kitab Suci, Penanggalan Liturgi 2011¸ dan juga Mazmur dan Kidung, maka aku membukanya.
Pertama mencari tahu hari ini bacaan Kitab sucinya apa ya?? Aku buka Penanggalan Liturgi 2011, di hari ini 28 Juli 2011.
BcE. Kel. 40:16-21,34-38. Menceritakan bagaimana Musa melakukan semua yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Mendirikan Kemah Suci dan meletakkan Loh Hukum Tuhan dalam tabut. Awan hitam yang menutupi kemah menjadi pertanda kapan mereka berangkat kapan mereka harus berhenti. Hhhmmm… seandainya perintah Tuhan begitu jelas seperti itu, enak juga ya… tinggal mengikuti saja. Aku Cuma pingin membuat pilihan hidup, supaya hidupku bermakna. Tapi kok susah menemukannya ya… semakin dipikir kok malah pusing. Dijalani, kadang merasa mentok karena begitu banyak yang diinginkan dan bisa dilakukan tapi terbentur banyak hal yang membuatku frustrasi.
Mzm.3,4,5,6,8-11 . Mazmur tentang Rindu kepada Kediaman Allah. Kok bisa ya… menggambarkan seruan hatiku yang merindukan tinggal di pelataran rumahNya. Ingat kalimat sahabatku “rumahmu di hatimu…”. Tidak masalah, dimana aku tinggal, karena yang sesungguhnya “berbahagialah orang yang diam di rumahMu, yang terus menerus memuji Engkau…”
Mat.13:47-53.. Perumpamaan tentang Pukat yang mengumpulkan berbagai jenis ikan. Ikan yang baik dimasukkan dalam pasu, ikan yang tidak baik dibuang. Penggambaran dari akhir jaman, dimana para malaikat akan memisahkan orang benar dan orang jahat.
Ya ampuuunnn… ketiga bacaan ini benar-benar membuka mataku. Kenapa susah-sudah minta pertanda, minta petunjuk, minta juklak (petunjuk pelaksanaan) dari Tuhan untuk membuat hidup ini bermakna?? Memang benar, berpikir justru membuat kita terbelit dalam pemikiran sendiri. Memikirkan hal-hal besar, dan melupakan hal-hal kecil. Semua menjadi jelas bagiku. Musa diminta untuk mendirikan kemah suci untuk loh hukum Tuhan. Bukankah jelas sudah. Loh hukum Tuhan itu yang harus di hormati dan penting. 10 perintah Allah. Itulah yang akan membawa kita menjadi orang yang benar. Yang menjadi pegangan hidup agar bermakna. Itu saja!!.
Menjadi orang yang benar. Coba kita ke sepuluh firman Tuhan, Kel.20:1-17. Semua menjadi jelas bagiku. Hanya Tuhanlah, Allahku dimana jiwa dan ragaku tertuju padaNya. Tuhan hanya minta kepada kita untuk menguduskan harinya, yaitu hari sabat. Sehari saja dalam seminggu. Kita harus menghormati orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Yang tidak mungkin kita balas kasihnya dengan cara apapun juga. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan Mencuri. Jangan mengucapkan saksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini istrinya atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu”.
Begitu sederhana, pelajaran yang aku peroleh dua hari di Gedono. Kadang memang kita terlalu banyak berpikir. Hingga akhirnya pusing sendiri dengan berbagai keinginan yang tumpang tindih tidak karuan. Padahal Tuhan hanya ingin kita menjadi orang benar. Caranya sudah dia tunjukkan lewat 10 firmannya. Semua sudah jelas bagi kita. Lalu apa yang membuat kita bermasalah. Bukankah karena keinginan kita yang tidak bisa tercapai. Atau karena kita terbelit pada persoalan yang kita buat sendiri karena melanggar perintahnya???
Yang sederhana itu, memang luar biasa. Dan yang sederhana itu, sering dilupakan. Manusia sering lupa bahwa semua kekuatan yang dimiliki datangnya dari Tuhan, Allah kita.
Akhirnya, jawaban itu aku peroleh. Renungkan 10 firman Allah. Seberapa banyak kita mematuhi atau melanggarnya. Itu saja!. Bertobat, dan kembali kepadaNya… itulah rumah sejati. Rumah Tuhan… dan letaknya ada di dalam hati kita, masing-masing…
Lord, we desire to walk closely with You everyday. Help us to seek You diligently that we might know You intimately and follow You obediently. Amen (ODB.28 Juli 2011)
No comments:
Post a Comment