Pages

Saturday, September 24, 2011

Andai besok aku mati....

Dua bulan lalu aku ikut kunjungan ke sebuah panti asuhan anak-anak cacat ganda di Kalasan. Tempat itu SLB Ganda Daya Ananda, Yayasan cabang Sayap Ibu DIY-Jogjakarta, yang berlokasi di Kalasan. Kunjungan tersebut dalam rangka ulang tahun adik iparku. Beserta rombongan karyawannya dalam bis kecil, dan 3 kendaraan pribadi untuk keluarga, kami datang dengan hadiah ulang tahun yang berbentuk berbagai sumbangan untuk mereka.


Suci
Kesan pertama melihat mereka, adalah trenyuh... dan gak bisa bicara. Mereka sudah dibuang oleh orangtuanya, cacat... ganda lagi. Ada bayi 1, lainnya anak-anak hingga remaja. Jumlahnya kurang lebih 35 anak. 35 anak yang terbuang... tidak mengenal kasih sayang orangtuanya, kecuali pengasuhnya yang berjumlah 12 orang.
Ketika mereka menyanyikan lagi "selamat ulang tahun"... aku kaget.. karena lagu tersebut dinyanyikan dengan nada yang tidak jelas. Barulah aku sadar... mereka bahkan tidak tahu bagaimana indahnya irama. Ada 2 anak kecil yang bisa "bergaya" ketika kami memotretnya. Gayanya, tetap membuat kami trenyuh. Betapa menderitanya mereka.... benarkah demikian?

Aku bertanya pada diri sendiri... benarkah mereka menderita? sakit? kesepian? sedih?... Ada anak yang terpaksa harus diikat tangannya, karena tangannya akan memukul kepalanya terus kalau bebas bergerak. Ada yang tiba-tiba memukulkan kepalanya di tembok. Dan, ada yang hanya terbaring lunglai... hingga ajal menjemput. Sudah ada 4 anak yang meninggal di panti asuhan tersebut, karena memang cacat tubuh dan mentalnya tidak bisa membuat mereka berusia panjang.
Bagiku, mereka adalah ciptaan Tuhan yang paling suci. Sejak lahir mereka tidak pernah berbuat dosa. Apalagi dengan kesadaran melakukan dosa. Mereka adalah anak-anak yang suci tempat kita berkaca untuk melihat kedalam diri kita sendiri.
 "Tuhan tidak akan mencobai umatNya di luar kemampuan" ........tidak berlaku untuk mereka. Kitalah yang sedang dicoba olehNya. Seberapa jauh kita sudah berbuat untuk mereka?? seberapa jauh kita menggunakan kemampuan kita untuk membantu mereka hingga kita benar-benar bisa berkata "aku tidak mampu lagi..."... sudahkah kita mencoba???

"Tuhan punya rencana indah untuk setiap orang"
Di sekitar kita, apabila kita mau membuka mata dan hati, begitu banyak orang yang miskin, terhina, disingkirkan, sedih, kesepian, terlupakan, sakit, hidup dalam ketidak adilan dll. Akhir-akhir ini juga banyak bencana alam, kematian, kehilangan harta benda, ketakutan, kekawatiran.
Dimanakah kita berada? jauuuuh... mereka ada di benua lain, negara lain, kota lain, daerah lain... apa peduliku? atau dia ada di dekat kita tapi kita tidak peduli? "emang gue pikirin.... aku juga lagi susah!"....
Tapi, mereka tetap ada untuk menguji cinta kita kepadaNya.
Bisakah kita merasakah indahnya berbagi berkah, berbagi waktu, berbagi perasaan dengan mereka?. Atau sedikit menyisipkan doa untuk mereka? Keindahan rencanaNya, bukan sebuah pertanyaan dan harapan supaya mereka mendapatkan keindahan hidup, melainkan bagaimana kita menikmati keindahan dengan memberi dan berbagi dalam bentuk apapun juga kepada mereka.
Ah.. betapa mudahnya aku bicara, betapa indahnya kalimat yang aku buat... "well said"... apa artinya?

Andai besok aku mati...
Apa yang bisa aku ceritakan kepada Tuhanku.. apabila Dia bertanya "apa yang sudah kamu lakukan untukKu??"
Dengan malu aku hanya bisa menjawab.
Aku hanya 2 kali berkunjung ke panti asuhan cacat ganda, dengan sumbangan yang ala kadarnya.
Aku lebih sering berdoa untuk diriku sendiri dari pada mereka.
Aku memang sudah menghantar anak-anakku untuk hidup mandiri, semoga saja cukup untuk mereka meniti hidupnya.
Aku meluangkan sedikit waktuku untuk memasak bagi karyawanku. Sedikit berbagai makanan dan kue untuk orang-orang di sekitarku. Kadang menghantar kue untuk ibu mertua dan saudaraku. Mengunjunginya sesekali, dan menemani ibu ketika sakit. Mengirim sms, menulis email untuk menyapa teman-teman.
Duuuh... kenapa aku semakin malu melihat jawabanku. Betapa banyak hal terlewatkan....

Pantaskah aku menghujat Tuhanku...? mengapa dia membiarkan bencana terjadi, mengapa ada anak-anak cacat ganda, mengapa ada yang terlahir di daerah miskin, yang membuat mereka tidak memiliki pilihan untuk hidup baik?
Mengapa aku tidak bertanya pada diri sendiri, menudingkan jari ini ke diri sendiri?
Bukan bertanya mengapa Tuhan tidak berbuat sesuatu kepada mereka? tapi mengapa aku tidak berbuat sesuatu untuk mereka?

Kesempatan
Kalau mereka tidak punya kesempatan untuk hidup baik, karena cacat ganda sejak lahir, karena bencana, karena terlahir di tempat yang sangat miskin.... kita PUNYA!!.
Aku terlahir utuh, tanpa cacat... dengan pikiran yang memampukanku untuk melakukan banyak hal. Seharusnya semua kulakukan tidak hanya untuk diri sendiri, tapi untuk membantu mereka yang tidak punya kesempatan untuk itu.
Semoga di usiaku yang sudah lebih dari setengah abad ini, aku diberi jalan untuk melakukan lebih dari yang sebelumnya. Menggunakan kesempatan yang ada untuk lebih banyak berbagi dengan orang lain, dalam  bentuk apapun juga.
Dan semoga aku tidak mati besok... supaya aku tidak memberikan jawaban yang memalukan karena selama ini aku belum melakukan tugasku dengan baik...

Note:
Penghormatan tertinggi aku haturkan untuk para pengasuh anak-anak cacat ganda di seluruh dunia. Selamat atas kesuksesan mereka mengisi hidupnya dengan melayani, mencintai, dan merawat orang-orang yang tidak memiliki kesempatan dan pilihan hidup.

No comments:

Post a Comment