Pages

Monday, August 8, 2011

Senyum... untukmu

Terinspirasi email seorang teman di milis. Mengisahkan tentang "kentang". Kentang yang disimbolkan sebagai orang yang kita benci. Kemudian dimasukkan dalam kantung plastik. Harus dibawa kemana-mana selama seminggu. Selain berat (1 kentang, satu orang yang dibenci), bagi yang banyak membenci orang, lama-lama kentang juga bau... intinya.. membenci seseorang berarti membawa beban berat kemana-mana. Di sinilah pentingnya sebuat pengampunan... memaafkan.

Kemudian aku membayangkan. Bagaimanan kalau bukan "kentang"... tapi daging. Sedikit atau banyak yang kita benci, tetap menjadi beban dan baunya kemana-mana. Tidak hanya mengganggu kita yang membawanya, tapi juga mengganggu orang lain.
Selama hidupku, maksudku... hingga detik ini. Aku baru merasakan bagaimana membenci seseorang dengan sangat, sampai sakit. Satu orang saja, tapi sakitnya minta ampun. Baru kali ini aku bertemu dengan seseorang yang tidak berperasaan dan tidak memilki empati sama sekali. Setidaknya inilah yang aku rasakan pada awalnya. itu sebabnya aku merasakan sakit yang luar biasa.
Walaupun hanya melihat bayangannya sekelebat saja. Rasanya darah mulai mendidih, panas, jantung berdegup keras... entah bagaimana wajahku... mungkin sudah merah padam seperti setan. Lhoh... kok malah aku yang berwajah mirip setan ya.... seharusnya dia kan... yang sudah menyakiti aku dengan hebat.
Aku melihat dia baik-baik saja. Masih bisa tersenyum kesana-kemari. Sementara aku "blingsatan" sendiri.... membawa daging busuk kemana-mana. Mencari dukungan dan pembelaan diri..... bahwa dia yang jahat dan aku yang baik... yang benar. Tapi mengapa wajahku justru malah mirip setan, sementara dia seperti malaikat???...

Litani dua kata
Lama-lama aku menderita sendiri. Ternyata membenci justru membuatku sakit. Lebih sakit dari pada penyebab kebencian itu sendiri. Sakitnya menjadi semakin nyata, seperti sebuah piring tertancap di hatiku. Hatiku beku. Keras... dan benar-benar menyakitkan. Orang akan spontan bilang " mbok dimaafkan...."... ini mudah sekali diucapkan... tapi susah sekali di lakukan. Apalagi memaafkan dengan tulus. Bisa saja mulutnya dengan ringan bilang "sudah kok... aku sudah memaafkan dia". Tapi hati siapa yang tahu... siapa yang tahu hatiku begitu beku sampai sakit.
Maka aku berdoa. Sebuah litani dua kata untuk diriku sendiri "lembutkanlah hatiku". Doa dua kata yang kuulang ribuan kali, ketika hati masih terasa beku dan sakit. Waktu akhirnya menyembuhkan hatiku.... sedikit demi sedikit, hatiku melembut dan tidak sakit lagi. Barulah aku bisa belajar memahami. Kenapa toh dia berbuat seperti itu? apakah benar dia sengaja menyakiti aku? apakah benar dia bermaksud menjatuhkan aku? bukannya dia sudah minta maaf.... menyesal. Kenapa aku masih membawanya kemana-mana.... membawa kebusukan, menyebar bau yang mengganggu.

Doa
Barulah aku bisa berdoa... berdoa supaya aku bisa menjaga hatiku dari rasa benci. Berdoa supaya aku mudah memahami dan memaafkan orang lain.... dan berdoa supaya aku selalu bisa memilih mencintai dari pada membenci. Dengan mencintai aku bisa mendoakan orang-orang yang menyakitiku, dan meyakinkan diri bahwa mereka pasti tidak sengaja, tidak bermaksud menyakiti, dan ingin berbuat baik kepada orang lain. Mungkin caranya saja yang tidak tepat, di saat yang tidak tepat pula. Aku juga bukan orang yang suci. Yang terbebas dari dosa menyakiti orang lain. Mungkin ada juga yang sakit hati denganku, hanya tidak pernah dikatakan. Mungkin aku sudah melakukan hal-hal yang tidak pantas bagi orang lain, tapi biasa buatku. Mungkin ada orang lain yang begitu sakit terhadap sikapku tanpa aku menyadarinya.

Semua sama, kalau orang lain bisa menyakitiku, akupun juga bisa menyakiti orang lain. Entah sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja... hal itu sangat mungkin bisa terjadi. Karena kita semua masih manusia. Kita hanya bisa memilih, mau menyimpan daging busuk dan membawanya kemana-mana dengan wajah seperti setan. Atau membawa bunga yang harum, dan membagikannya kepada setiap orang yang kita temui. hhhhmmmm... terlalu repot ya... senyum aja deh... yang tulus dan murni dari dalam lubuk yang paling dalam...

Dan... bagi siapa saja... yang membaca tulisanku ini, yang mengenalku, dan yang pernah sakit hati karena aku....saat ini, dari lubuk hatiku yang paling dalam, setulusnya aku minta maaf... dan aku berdoa, semoga Tuhan memberkati kita semua dengan kasihNya yang indah.



Note:
kemarin kulkasku rusak. Perlu 2 hari untuk memperbaikinya. Semua isi kulkas terpaksa kukeluarkan. Luarbiasa!!... ternyata banyak yang harus dibuang!. sudah kadaluarsa... bahkan ada yang sudah busuk.... Semua langsung masuk ke kantong plastik hitam.. dan masuk bak sampah. Kulkasku, kosong, bersih, dingin dan segar.... siap kuisi sayur dan buah yang baru... good feelings..!!



No comments:

Post a Comment