Jam 3 siang, kami bertiga berangkat menuju Kaliadem, daerah yang paling dekat dengan dengan semburan lahar panas. Jeep membawa kami melewati jalan berbatu, mirip sungai. Tubuh kami terlempar dalam goncangan keras tiap melewati batu-batu besar. Setelah melewati desa Kopeng dan Jambu, akhirnya kami sampai di daerah Kaliadem.
Terkesima dengan hamparan lahar dan bebatuan, tidak terbayang bagaimana hal ini bisa terjadi dalam sehari. Luluh tantak tak bersisa. Bahkan ada beberapa tempat masih mengeluarkan asap panas dengan bau belerang.
Kami berjalan hingga ke ujung jurang… hamparan lukisan alam yang mengerikan. Ngarai yang dipenuhi lahar. Kalau terjadi hujan deras, didasar jurang bisa terjadi ledakan keras hingga setinggi 1 km. Karena sisa panas lahar yang disiram air hujan!. Belum lagi lahar dingin yang mengalir bersama derasnya air hujan, yang membawa jutaan kibik pasir ke setiap sungai yang dilaluinya.
Planet Kaliadem |
panas dan bau belerang |
mas Kris, relawan yg rela mengantar kami |
Berjalan di atas lahar di daerah Kaliadem, rasanya seperti berjalan di atas planet. Bukan bumi yang kita kenal. Inilah planet Kaliadem…. Warna lahar menjadi abu-abu tua ketika hari mulai senja, dan kabut menyelimuti pemandangan kami. Bebatuan tersebar di mana-mana… tidak ada kehidupan, selain kami bertiga.
Merapi dalam ketegarannya, beranjak hilang dari pandangan, tertutup kabut yang semakin tebal… dan kami beranjak pulang.. meninggalkan kengerian yang senyap.
Planet Kaliadem menjadi obyek wisata, yang sekarang menjadi sumber penghasilan bagi penduduk lereng merapi. Hanya ada 15 jeep yang boleh beroperasi disana. Untuk daerah yang medannya berat juga tersedia motor trail untuk disewa, maupun dikendarai sendiri. Untuk daerah yang masih bisa dijangkau kendaraan roda dua biasa, tersedia ojek. Hasilnya, sebagian untuk kas desa dan kesejahteraan para orang tua dan janda. Semangat yang luar biasa untuk kembali bangkit dan berbagi. Sementara gema sumbangan yang begitu kuat di saat bencana terjadi, mulai sayup-sayup… dan menghilang perlahan. Hidup harus terus berlanjut!, segala upaya dan usaha terus dilakukan oleh penduduk bekerjasama dengan orang-orang yang masih peduli dan memiliki ketulusan hati untuk berbagi.
Pemandangan hari ini, membawa mimpi buruk dalam tidurku. Tak terbayangkan bagaimana dengan mereka yang sungguh mengalaminya.
No comments:
Post a Comment