Ketika putri gunung memuntahkan amarah
Lahar dan awan panas tidak mampu kami cegah
Melahap semua yang pernah kami miliki
Meninggalkan hanya satu warna kedukaan… kelabu
Kemana kami harus pergi?
Ketika pelindung kami tinggal kerangka batu bata
Yang bahkan tidak lagi kuat menahan atap
Mengusir badan bersimbah debu dan airmata
Tuhan,
Puing-puing yang Kau tinggalkan
Kini, hanya bisa menyimpan kenangan…
No comments:
Post a Comment