Pages

Friday, April 13, 2012

Ngeeeeeeee……nnnnnngggg…… ke bandara yuk…!!

Aku adalah tamu pertama yang datang di Ende untuk ikut menikmati kemeriahan pesta 75 th bapak, 11 April nanti. Ketika pesawat baling-baling Wing Air mendarat di bandara H.Hasan Aboesoesman, yang pertama menarik perhatianku adalah, sebuah bandara mungil dengan para sopir taxi melambai menawarkan jasa dibalik pagar besi yang membatasi landasan pesawat.
Ketika tamu kedua, ketiga mulai datang, aku belum memperhatian sesuatu yang unik. Tapi, ketika ada rombongan tamu 6 orang datang dari Kupang. Aku mulai tertarik. Karena aku ingin ikut menjemput ke bandara. Mengingat yang datang adalah satu putri bapak yang tinggal di Belanda dan aku sangat dekat dengannya. Pesawat mereka akan tiba pukul 15.00.
Sambil santai ngobrol kami menunggu waktu. Ketika waktu sudah menunjuk pukul 14.30, aku heran karena mereka tetap santai di rumah.
“tenang mbak, kan belum ada suara sirene…., itupun nanti serene ke 3 baru kita berangkat”. Ternyata setiap pesawat akan turun ada suara sirene yang berjarak setiap 5 menit. Sirene ketiga itu berarti pesawat benar-benar sudah akan mendarat. Karena rumah dan bandara hanya cukup ditempuh 3 menit, maka kami masih bisa santai ketika mendengar suara sirene pertama dan kedua.
Ketika suara sirene ketiga berbunyi, kami langsung beranjak, dan dengan sigap dia mengendari mobil menuju bandara. Benar saja… sesaat setelah kami tiba, dan aku berdiri di deretan para sopir taxi, aku melihat kilatan lampau di cakrawala. Sesaat kemudian bentuk pesawat mulai kelihatan, makin lama makin besar. Dan pesawat landing dengan mulus….
Setelah benar-benar mendarat, pesawat menggelinding pelan menuju tempat yang telah disediakan untuk nantinya berhenti dan menurunkan seluruh penumpang. Seorang petugas berjalan cepat sambil mendorong tangga. Kemudian aku melihat putri bapak yang tadi menjemput bersamaku sudah berlari-lari di tengah lapangan menuju tangga pesawat. Putri bapak, adalah agen dari salah satu maskapai pesawat yang beroperasi di Indonesia Timur. Itu sebabnya dia bisa masuk ke landasan dan menunggu di bawah tangga pesawat.
Itu dia, mereka tiba… tawa yang meriah dan lambaian tangan… membawa keceriaan di hati. Satu persatu tamu datang. Rumah semakin penuh hingga kami harus pindah ke wisma Universitas Flores. Semakin mendekati hari perayaan ultah… tamu semakin bertambah.. hingga akhirnya nanti semua berkumpul dalam sebuah pesta akbar dengan tamu 1500 orang. Sebuah pesta penuh rasa syukur!!.

No comments:

Post a Comment