Orang boleh menggambarkan hidup ini seperti roda. Kadang di atas…. Kadang di bawah. Perumpamaan ini menurutku menjadi berat di hati. Di saat berada di bawah, rasanya berat dan berangan-angan kapan bisa berada di atas. Sementara, mungkin di saat kita berada di atas kita tidak merasakannya. Tetap merasa di bawah dan berangan terus berada di atas. Itu sebabnya orang tidak mudah bersyukur untuk apa yang telah dimiliki saat ini. Karena situasi di atas dan di bawah itu relative.
Beberapa hari tinggal di pantai… berjalan-jalan dan kemudian duduk di tepian, aku mengamati ombak yang tidak pernah berhenti bergulung. Dan aku merasakan sebuah wujud kehidupan yang baru.
Pagi ini, sedikit terlalu pagi aku berjalan di pantai. Karena semalam, entah kenapa aku tidak bisa tidur nyenyak seperti biasa. Hingga alarm hp ku berbunyi seperti biasa jam 4.30. melihat langit sudah terang, aku memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai.
laut surut |
Laut saatnya surut. Pantai menjadi sangat landai, hingga aku bisa berjalan hingga ke karang di tengah laut. Batas ombak di tepi pantai di saat pasang laut semalam masih kelihatan. Dan pagi ini, ombak hanya sampai jauh di tengah di dekat karang. Air yang mencapai bibir pantai hanya sedikit… menggenang seperti habis hujan. Tanpa gerakan sama sekali.
Debur ombak di tengah laut terasa jauh….
Hidup lebih tepat bila dikatakan pasang dan surut. Setidaknya, aku lebih menyukainya dari pada seperti roda yang berputar... di bawah dan di atas.
Sebetulnya, kita berada di tempat yang sama. Hiduplah yang mengalami pasang surut. Ini begitu nyata. Kita akan tahu persis kapan kita sedang dalam situasi surut. Yaitu, disaat semuanya terasa jauh. Seperti ditarik mundur dan tersedot semua ketengah laut. Ada yang hilang baik materiil maupun moril. Materi yang ada menjadi tidak ada. Jiwa yang kehilangan semangat, keyakinan, harapan dan cita-cita. Kini aku sadar, bahwa ini semua hanya sementara. Ketika surut, semua seakan hilang, tapi tidak….
laut pasang |
Ada saatnya, pasang tiba. Ombak di kejauhan semakin mendekat, membawa air yang lebih banyak dari sebelumnya. Deburnya semakin menggugah semangat. Membangun keyakinan dan harapan untuk meraih cita-cita. Dan cintaNya semakin nyata, ketika busa ombak menyentuh kaki kita. Pergi sebentar… dan kembali lagi hingga kaki semakin dalam terendam dan gerakannya menggoda untuk bermain denganya.
Inilah hidup yang sebenarnya. Waktu kita hanya 24 jam sehari. Tiap pukul 3 pagi laut surut dan 4 jam kemudian kembali pasang. Dan jam 3 siang kembali surut, untuk kemudian pasang hingga pukul 3 pagi hari berikutnya.
Lihatlah… betapa pasang laut lebih banyak waktunya dari pada surut…. Betapa berkah diberikanNya lebih banyak sepanjang hari.
Apakah cintaNya juga mengalami surut dan pasang?
Pasang dan surutnya lautan adalah proses alam yang harus terjadi. Dia lah yang menciptakan ini semua. Dia ada diatas segala yang pasang dan surut. Justru kita harus bertanya diri sendiri, surutkah kepercayaan dan cinta kita kepadaNya? Atau masih ingatkah kita kepadaNya, disaat kita mendapat kelimpahan? Dan kemudian merasa ditinggalkan ketika surut kehidupan datang…
No comments:
Post a Comment