Pages

Saturday, January 21, 2012

sreeek.....sreeeek.....sreeeek.......

Pergi ke Pantai Ngandong, Sundak tidak ada batasan waktu. Itulah untungnya kalau sudah mengenal penduduk di sana. Mau tiba jam berapa pun tidak masalah. Kami tidak pernah menyebutkan jam berapa kami akan tiba. Cukup menyebutkan harinya saja.
Kali ini, kami bertiga, aku, suami dan Seska sahabat kami berangkat dari Wedi-Klaten, menjelang jam 21.00, tidak perlu terburu-buru.
“tidak ada deadline….”… kataku santai. Yang penting semua pekerjaan sudah diselesaikan. Persiapan perbekalanku untuk 10 hari disana harus dipersiapkan sungguh-sungguh. Juga keperluan zulu. Dari makanannya, tempat makan dan minum, obat bulu dan talinya yang baru dibeli tadi siang. Selama ini zulu tidak pernah diikat. Tapi, di tempat baru, kami tidak mau ambil resiko.

Kali ini, kami tidak melewati route biasa yang melalui Kalasan. Tapi langsung dari Wedi, ke arah Bayat… yang kemudian bisa langsung sampai di alun-alun Wonosari.
Karena lapar, kami mampir dulu di mie jawa Wonosari yang terkenal enak. Zulu pun bisa berjalan-jalan sebentar, setelah dia ribut terus selama perjalanan.
Tiba di Pantai Ngandong, jam 1 malam. Suasana gelap dan sepi. Tapi genset Saipan masih menyala, sehingga rumah kakakku terang benderang.
Setelah membangunkan Saipan untuk minta kunci kamar, kami menata tempat tidur dan terlelap hingga pagi.

Kebiasaan bangun pagi jam 4.30, membuat mata sudah tidak bisa dipejamkan lagi. Bersama zulu, kami berjalan-jalan ke pantai, setelah sebelumnya memesan kopi ke Parmi, istri Saipan. Seska masih tertidur nyenyak. Ternyata sudah 1,5 tahun aku tidak berkunjung kesini. Terakhir Juli 2010. Cukup  banyak perubahan yang mengarah ke perbaikan kehidupan para nelayan.

sreek..sreek..sreek
Sepulang dari berjalan-jalan…. Duduk di rumah Saipan sambil ngopi menjadi kenikmatan yang sulit ditemui di kota. Selain suara debur ombak… ada suara lain yang menarik….sreeek…sreek… sreeek….
Beberapa orang menyapu tempat parkir di depan rumah  Saipan. Pantas pantai ini sekarang bersih. Setiap pagi disapu sehingga membuat siapa pun yang parkir disini merasa nyaman. Kenyamanan selalu ada harganya. Dengan upaya ini, mereka bisa menarik retribusi parkir.
Lumayan juga untuk tambahan penghasilan mereka.

Sreeek…. Sreeek…sreeek…. Walaupun setiap hari angin menerpa dedaunan dan menyebarkan kotoran di halaman parkir… tapi ini justru penghasilan bagi mereka. Ada pekerjaan dan ada penghasilan.  Bagi yang bertugas menyapu hari itu, berarti restribusi parkir untuk mereka. Cukup adil, dan bermanfaat.
Tempat bersih, dan mendapat hasil.

No comments:

Post a Comment